"Bisakah kita terus bersama? Walau nanti perasaan kita akan berbeda?"
- P e r i s h a b l e -
30. Berubah pikiran
****
Mon maaff karna aku lama ga updatee:((
Aku saranin baca ulang part selanjutnya supaya ngga lupa sama alurnya yaa huhuu
Happy reading❤
***
"Mau jadi milik gue?"
Merza yakin telinganya menangkap suara itu dengan sangat jelas. Tangannya juga sakit kala ia mencubit kulit putihnya itu. Tapi..ini terasa seperti mimpi.
"M-ma..maksud lo..?" tanyanya balik untuk menyakinkan. Melihat kedua mata Regan yang menatapnya tanpa mengalihkan pandangan, membuat dirinya terpaku. Dia tidak bisa di tatap seperti itu.
Regan menyandarkan punggungnya seraya melipat kedua tangan di depan dada. Terlihat santai dan tanpa beban, beda sekali dengan Merza yang berusaha menormalkan detak jantungnya.
"Nggak usah pura-pura bego. Gue tau lo ngerti apa yang gue bilang," balas Regan hingga berhasil membuat Merza kehabisan kata-kata untuk membalas. Ia mengulum bibir bawahnya pertanda gugup.
Merza menarik napas dalam-dalam, dia harus menyudahi ini agar detak jantungnya bisa kembali stabil.
"Gue nggak ngerti, buat apa gue harus jadi milik lo? Itu kedengerannya kayak lo suka sama gue, padahal nyatanya enggak, kan? Jadi mending lo bilang itu sama orang yang lo suka, bukan sama gue."
Regan diam mendengarkan. Dia sudah mengatakan itu pada seseorang yang dia suka. Tapi sayang sekali, dia tak bisa mengatakan jika dia menyukai gadis di depannya ini secara langsung.
Karena lagi dan lagi, dia adalah salah satu penyebab Merza kehilangan Melva. Dia menyembunyikan fakta jika Melva meninggal bukan karena kecelakaan. Dan jika suatu saat nanti dia tahu, Regan tak yakin Merza masih tetap berada di sisinya.
Tugasnya hanya untuk menjaga, menjaga gadis itu agar tidak terluka. Dan dengan selalu bersamanya, adalah caranya untuk melindungi.
Regan berdiri dari duduknya dan perlahan berjalan mendekati Merza yang menatapnya bingung. Dia terdiam sebentar, sebelum akhirnya meraih sebelah tangan gadis itu hingga kini mereka saling berhadapan.
Berjarak sangat dekat dengan Regan bukan membuat Merza senang. Dia tidak suka jika Regan menatapnya seperti itu. Jantungnya lemah, tangannya juga mudah dingin jika gugup begini. Ya, Merza akui dia memang payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...