"Orang yang mencintaimu hari ini, belum tentu akan bersamamu di saat terakhir."
- P e r i s h a b l e -
41. Menikah?
****
"Ini topeng siapa? Kok nyeremin?"
Andien dan Lyora sontak menoleh ke arah Viola yang tengah memperlihatkan topeng hitam menyeramkan pada mereka. Andien terdiam dengan dahi mengerut dalam.
"Lho, kok ada di tas gue?" tanyanya heran. Karena seingatnya, dia tak pernah memiliki benda aneh seperti itu, apalagi membawanya.
"Kenapa lo balik nanya? Bukannya ini punya lo?" balas Viola. Dan Andien menggeleng sebagai balasan.
"Buat apa coba gue punya tuh topeng? Nggak guna juga buat gue," jawab Andien, berusaha menyakinkan kedua temannya jika benda itu memang bukan miliknya.
"Trus, kenapa ada di tas lo?" Lyora akhirnya buka suara dan bertanya.
"Gue juga nggak tau, Ly. Perasaan tadi sebelum ke sini gue liat nggak ada barang apapun selain make-up di tas gue! Sumpah deh!" ucap Andien seyakin mungkin. Dia merampas tasnya dari tangan Viola, lalu membongkar isinya.
"Bentar-bentar, ada yang aneh, nih," katanya sambil melihat isi di dalam tas itu. Viola dan Lyora sontak saling pandang, lalu kemudian mereka mendekat ke arah Andien untuk melihat sendiri.
"Aneh gimana?" tanya Lyora.
"Ini bukan tas gue!" jawab Andien panik, dia mengeluarkan satu per satu benda yang bukan miliknya dari dalam tas. Ada gelang, jepit rambut, jam tangan serta sapu tangan yang tampak lusuh. Sampai pada akhirnya dia terdiam dengan wajah kaget kala melihat sesuatu yang kini berada di tangannya.
Pupil matanya membesar dengan tangan yang gemetar, terlihat jelas raut ketakutan pada wajahnya.
"Ini--ini foto mayat siapa? Ke-kenapa..kenapa dia make semua barang-barang ini?" ucap Andien tak percaya. Dia melihat sebuah foto wanita dengan tubuh berselimut darah, di tangan wanita itu terdapat sebuah gelang, dia juga tampak memakai jepit rambut berwarna putih dan juga jam tangan cokelat.
Bukan Andien saja yang terkejut, Lyora dan Viola pun sama. Mereka terdiam tanpa bisa berkata-kata. Terlalu tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Andien sontak melemparkan tas beserta barang-barang itu hingga berserakkan di atas lantai. Kepalanya menggeleng pelan, ini tidak mungkin ulah dari seorang pembunuh, itu tidak mungkin.
Dia yakin jika ini hanya ulah orang iseng yang sengaja mengerjainya. Ya, Andien yakin dengan itu.
"Ndien, itu apaan?" Viola menepuk pelan pundak Andien dan menunjuk sebuah potongan kertas kecil yang terselip di antara barang-barang yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomantizmApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...