"Jika waktu tidak menarikku untuk mengenalmu. Akankah luka ini akan nyata adanya? Karena hadirmu, adalah awal dari kehancuranku."
- P e r i s h a b l e -
19. Detak yang aneh
Kalo ada typo kasih tau aku yaa, happy readingg!❤
****
"Hah? Lo bilang apa?" Merza bertanya karena tadi ada suara motor yang amat bising melintas di jalan depan rumahnya, sehingga dia tidak mendengar ucapan Regan.
Cowok itu mendengus pelan, "Nggak, masuk lo sana," ucap Regan dengan mata yang menatap lurus ke depan, wajahnya pun berubah menjadi dingin. Membuat Merza bingung sendiri, namun walau begitu dia tidak ingin bertanya lagi.
Setelah membuka pintu dan turun, dia menoleh sekilas ke arah Regan, sembari tersenyum tipis.
"Makasih," katanya pelan, Regan mendengar itu namun dia enggan membalas, jangankan membalas perkataan Merza, menoleh kearahnya saja tidak.
Setelah Merza turun, cowok itu lantas kembali mengemudikan mobil pergi dari sana.
Merza melihat mobil itu dengan pandangan yang sulit dideskripsikan. Disatu sisi dia senang karena bisa keluar dari tempat itu berkat Regan, namun di sisi lain, hal ini justru membuat perasaannya tak karuan.
Dia jadi bertanya-tanya sendiri, jika Regan tidak pernah menyukainya dan tidak peduli padanya, mengapa dia datang dan membawanya pergi dari tempat itu?
Ini membuat Merza berharap terlalu banyak padanya. Walaupun tahu, mereka sudah terlalu fana untuk kembali bersatu.
Merza menarik napas dalam-dalam, dia pun mulai melangkah masuk ke perkarangan rumah. Namun karena melihat sebuah kertas yang tergeletak di teras rumahnya, dia pun segera meraih benda itu.
Za, kalau lo udah pulang, jangan lupa kabari gue ya. Hp lo nggak aktif, gue khawatir.
- Ghea
Merza memukul jidatnya sendiri, baru mengingat jika sejak tadi dia tidak memegang ponsel.
Tunggu, apa ponselnya jatuh di saat orang misterius itu membawanya dari kafe? Karena sewaktu di toilet tadi, ponsel itu ada bersamanya.
Merza lagi-lagi hanya bisa mendengus pasrah, banyak sekali masalah yang menimpanya akhir-akhir ini. Mengingat sesuatu dia lantas mengecek saku roknya, lalu bernapas lega karena kunci rumahnya tidak ikutan hilang.
Setelah membuka pintu dan masuk ke dalamnya, Merza pun menutupnya dan tak lupa mengunci. Lalu kemudian melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Pasti malam ini dia tidak bisa tidur karena peristiwa tadi terbayang jelas dalam ingatannya. Apalagi sekarang dia sendirian didalam rumah, dan ditambah lagi tidak ponsel. Bagaimana dia bisa tenang sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...