"Aku telah mencintai seseorang yang terlalu mustahil untuk ku miliki. Sekaligus menginginkan seseorang yang tidak mungkin ada untuk selamanya."
- P e r i s h a b l e -
35. Berita penting
****
"Kenapa lo nangis?"
Merza menggeleng, ia menyeka air matanya. Kemudian menatap Regan dengan pandangan yang mengabur.
"Gapapa, gue cuma lagi mikir. Kalau apa yang lo bilang itu emang bener. Gue udah dewasa. Seharusnya bisa jaga diri," Merza menarik napas sembari tersenyum kecil, "Dan nggak nyusahin lo lagi," sambungnya lalu memundurkan langkah sedikit. Memberi jarak antara dirinya dan Regan.
"Makasih, ya, udah nganter gue. Lo hati-hati pulangnya," setelah mengatakan itu Merza berbalik dan pergi dari sana. Dengan wajah yang tak sebahagia tadi.
Dia memang tidak bisa memaksa Regan untuk selalu ada bersamanya. Dia tidak bisa melakukan itu. Karena dia yakin, sebesar apapun harapannya pada manusia, itu akan berakhir percuma.
Semua yang ada pasti punya waktunya sendiri untuk pergi, entah untuk sementara, atau pun selamanya. Namun yang kini Merza inginkan, dia bisa bersama orang yang dia sayang untuk waktu yang lama.
Dia masih belum siap terluka karena kehilangan, lagi.
****
"Sekali lagi makasih, ya," ucap Ghea setelah turun dari motor seraya membenarkan letak tali tasnya.
Darga mengangguk, dan setelah itu Ghea pun hendak melangkah memasuki gerbang kampusnya. Namun tertahan karena cowok itu menarik tasnya, hingga dia berhenti dan berbalik.
"Kenapa?" tanyanya, saat melihat Darga yang tampak mengamati sesuatu di tasnya. Mengetahui apa yang tengah dia lihat, Ghea lantas melepas tasnya dan buru-buru mengambil benda itu.
"Ah, gue sampe lupa mau buang ini," ucapnya setelah gantungan kunci bergambar bulan itu telah dilepas.
"Itu punya lo?" Darga bertanya. Karena dia penasaran mengapa liontin kalung milik lelaki bertopeng itu sama dengan gantungan kunci yang tadi ada di tas Ghea.
"Gue di kasih sama orang yang udah nggak penting, jadi ini udah jadi sampah. Ntar juga mau gue buang," katanya sambil menyandang tasnya kembali. Ghea sempat lupa membuang barang pemberian Aland, maka dari itu setelah ini, dia akan membuang gantungan kunci yang cowok itu berikan.
"Gue masuk dulu, ya," ucapnya dan kembali melanjutkan langkah.
Darga diam, dia tengah bergelut dengan pikirannya. Mengapa mereka bisa memiliki barang yang sama? Kalung liontin bulan dan gantungan kunci berukir bulan, baik warna maupun bentuk, semua sama persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...