07. Yakin

8.2K 648 50
                                        

⚠️ Sudah di revisi 💜 ⚠️

Azura sudah tiga hari berada di rumah Hilwa, setelah keluar dari rumah sakit, ia memang sudah tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah keluarga angkatnya.

Sekarang ini, Azura, Hilwa, dan Cici, sedang menyantap sarapan bersama di meja makan, hari ini weekend, jadi baik Azura ataupun Hilwa mereka libur bekerja.
Oh dan juga sebenarnya Azura sudah resign dari satu hari yang lalu.

"Hil, menurut lo, bagusnya gue pergi ke kota mana?"

Sedikit berpikir, Hilwa akhirnya menjawab, "Jogja? Enak kotanya Ra."

Azura menggeleng, "Gue bukan mau liburan."

"Ck, kan apa salahnya ke Jogja, deket Ra, atau malang deh malang, deket juga tuh."

Lagi, Azura menggeleng, "Engga sreg gue, yang lain coba Hil."

"Madiun?"

"Sidoarjo?"

"Bali?"

"Solo?"

"Banyuwangi?"

"Semarang?"

Semuanya ditolak mentah-mentah oleh Azura, "Anjir, terus mau Lo kemana?" Ujar Hilwa frustasi.

"Gue pengennya ke Jakarta."

Brak

Astaga, saking kesalnya Hilwa, dia sampai menggebrak meja makan, membuat Cici kaget, mengakibatkan bocah manis itu tersedak.

"Uhuk.. Uhuk kakak min Uhuk.. num." Matanya memerah, Cici panik juga tenggorokannya terasa sakit.

"Hilwa bego, ngapain ngagetin bocah gini." Azura menepuk nepuk punggung Cici, dan juga memberikannya segelas air.

"Udah Ci? Masih sakit engga?" Cici menggelengkan kepalanya, "Udah engga kakak."

"Kak Hil jahat, kagetin Cici, beldosa banget ya kak Hil." Anak kecil itu menatap penuh persetujuan ke arah Azura.

"Iya ih, berdosa banget ya kak Hil Ci."

"Anjir, berdosa banget engga tuh. Pasti lo kan yang ngajarin Ra."

"Bialin aja wleeek! Kak Hil emang beldosa."

"Awas aja ya Cici malam ini bobo sendiri ya, awas aja."

"Engga takut, kan ada kak Zula." Azura terkekeh, ia mengusap kepala Cici penuh sayang.

"Cici mam nya udah selesai kan? Kalo Cici good girl harus ngapain coba?"

"Uhmm... Talo pilingnya ke dapul sendili ya kak Zula?"

"Good girl, iya gih taro pilingnya, hati hati ya." Cici mengangguk, ia segera pergi melesat ke dapur.

Hilwa melanjutkan makannya, ia lagi lagi menghela nafas berat, "Ra, menurut gue, Jakarta kejauhan, yang deket deket aja sih."

Kembali ke topik awal, Azura dan Hilwa lagi membahas kepindahan Azura.

"Jakarta punya daya tarik tersendiri buat gue Hil, entah  gue juga engga tau kenapa pengen kesana."

Hilwa berdecih, "Halah, daya tarik mata lo, paling gara gara duit kan lo milih kesana."

Azura menampilkan deretan gigi putihnya, "Iya itu salah satunya, tapi bener deh, gue pengen aja gitu sesekali jadi orang kota."

"Serah deh, lo pikir Surabaya bukan kota gitu." Dumel Hilwa kesal.

"Gue udah cari cari tiket bus di online, murah kok Hil, engga nyampe satu juta."

DOUBLE A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang