Seperti yang dikatakan pak Tono tadi, bahwa mereka yang telat, harus melaksanakan hukuman yang sudah diperintahkan oleh pak Tono.
Azzam memilih untuk membersihkan perpustakaan, lagipula, ini yang paling cocok dengan style nya, tidak panas panasan, tidak terlalu lelah dan yang paling penting adalah tidak terlalu bising.
Azzam tak tahu jika partnernya di perpustakaan itu adik dari temannya, Verra. Maka dari itu, Verra, bocah kelebihan energi nan imut ini sedari tadi memandangi Azzam tanpa henti.
Jangankan memandangi punggung orang yang kita suka, memandangi ujung kukunya sekalipun, asal itu orang yang kita suka, pasti akan sanggup dan pasti tidak akan merasa bosan.
Kalo kata zaman sekarang sih, Crush itu kaya punya sihir, segala sesuatu yang ada pada crush kita ini, pasti memiliki daya tarik lebih.Terlalu asyik memperhatikan Azzam dari belakang, Veera sampai tak sadar jika tumpukan buku yang tengah ia susun sama sekali tidak rapih, dan mengakibatkan....
Bruk
Bruk
"Akh! " Pekiknya, buku buku itu menimpa tubuh mungilnya.
Azzam mendengar keributan yang berasal dari arah belakangnya tentu saja dia menengok, melihat dan memastikan ada hal apa Sampai suara gaduh bisa tercipta seperti ini.
"Ck, lagi ngapain sih lo cil." Azzam berdecak, melihat buku buku yang bukannya tersusun rapi malah tambah berantakan.
"Bukannya rapihin malah nambah kerjaan aja lo cil."
Veera yang mendengar itu jadi merasa tak enak hati, "Maaf kak, aku engga hati hati beresinnya."
"Ngapain minta maaf, rapihin lagi buruan, gue pengen cepet selesai."
Verra menelan ludahnya kasar, perkataan Azzam terlalu datar, dan menyeramkan baginya.
Tanpa banyak cakap lagi, Verra segera memungut buku buku yang terjatuh tadi dan merapikannya kembali.Tanpa disangka, ternyata Azzam membantunya, itu cukup membuat ritme jantungnya berdetak tak karuan. "Eh kak ga apa aku selesaian bagian aku sendiri, kakak bagian kakak aja."
"Oke."
Sialan.
Verra mengumpat dalam hati, bisa bisanya Azzam menjawab demikian, kan seharusnya yang terjadi adalah Azzam menolak lalu tetap membantunya.
Azzam mengambil beberapa buku yang berserakan lalu menyusunnya di rak buku, setelahnya ia pergi entah kemana, mungkin mengambil buku buku ke penjaga buku disini, karena pekerjaannya yang tadi sudah rampung.
Verra memandang punggung Azzam yang kian menjauh, ia memisuh dalam hati, kok bisa ada cowok seperti itu, yang meskipun cuek tapi tetap ganteng, pikirnya dalam hati.
Ia mengedikan bahunya, lalu buru buru menyusun kembali buku buku yang berserakan.
Lima menit lamanya, akhirnya Verra menyelesaikan pekerjaannya.
"Cape banget, kak Azzam mana ya, kok belum balik lagi." Monolognya, merasa tatanan rambutnya mulai berantakan, Verra melepas kuncirannya, dan juga bando hijau tosca kesayangannya, ia letakkan di rak buku, lalu ia mulai menyisir halus rambutnya menggunakan jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen FictionSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...