Hayyie! Bertemu lagi dengan saya! Pacarnya jeon Jungkook 💜😈
Enjoy uri readers 😈
Jangan lupa Vote sama komen ya cinta ku 😈💜
.
.
.Sabtu pagi, saatnya kembali beraktivitas seperti biasa, sekolah, belajar, lalu pulang.
Sedikit berbeda dari hari-hari biasanya, Azzam kini tengah menyantap sarapan bersama dengan kedua abangnya, yang lebih berbeda lagi adalah, hari ini, ia kembali tidak membawa bekal masakan Azura ke sekolah.
"Gue bakalan pulang malem Ray, jagain Azzam, lo kuliah pagi doang kan? Sore lo kosong."
"Emang kapan sih lo pulang sore bang." Jawab Raidan dengan berani, toh memang begitu adanya.
"Sibuk Ray, udah masuk semester akhir kan gue." Jawab Aidan, ia menyantap sarapan pagi dengan fokus yang seratus persen ia tujukan pada ponselnya yang ia genggam.
"Iya."
"Azzam udah selesai." Azzam hendak berdiri, untuk berpamitan, tapi ucapan Raidan berhasil membuatnya emosi, bukankah ini terlalu pagi untuk memulai keributan?
"Tunggu dulu, gue belum selesai."
"Lo berangkat sama gue." Tambahnya.
Azzam menatap aneh ke arah Raidan "Gue bisa berangkat sendiri."
"Sama gue."
"Bang, ayolah, kalo mau ribut nanti aja, masih pagi."
"Udah gue berangkat." Azzam melangkahkan kakinya beberapa langkah.
"Kunci motor lo ada di gue." Papar Raidan.
Azzam berdecak, "Bang gue males ribut."
"Lo berangkat bareng gue, Azzam."
Azzam jengah, ia berbalik badan, mendekat ke arah Aidan, "Bang Idan, gue mau berangkat sendiri, ambilin kunci motornya dong."
"Gue engga takut Idan."
Aidan melotot, menatap ke arah Azzam dan Raidan secara bergantian, "Kalian kalo mau gelut, kaga usah ajak ajak gue.",
"Emang kenapa sih, cuma berangkat bareng gue sampe kaga mau gitu? Takut kalah saing sama tampang gue?"
Azzam memutar bola matanya malas, apa sih sebenarnya maksud dan tujuan dari abangnya yang satu ini, "Serah, gue pake mobil aja kalo gitu."
Azzam perlahan meninggalkan ruang makan, meninggalkan Raidan yang kalah telak.
"Lo belum punya SIM, dongo."
Azzam berbalik, sebari berjalan mundur, ia mengacungkan jari tengahnya ke arah Raidan, "Kalo gue kena tilang, tinggal bilang gue anak pak Mahendra."
Aidan yang hanya menyaksikan interaksi antara kedua adiknya itu hanya tersenyum tipis, "Anaknya pak Mahendra tuh, contoh si Azzam, memanfaatkan statusnya dengan baik." Ujar Aidan pada Raidan.
"Halah, gue juga anaknya si Mahendra, napa si emang." Raidan kembali menyuapkan makannya.
"Songong amat, gue aduin bapak lo ya."
"Bapak lo juga, dongo."
>>><<<
Azzam sampai di sekolah, pukul setengah enam pagi, hari sudah terlihat agak terang, namun agaknya, murid SMA Galaksi belum terlalu ramai, mungkin banyak dari mereka yang masih bergelung dengan selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen FictionSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...