Wah ada yang retak
Tapi bukan hatiku awokawokYo Guys jangan lupa Vote sama komen ya
Follow juga bagi ya belum muehehe biar aku semangat up
Selamat membaca
Enjoooy!
.
.
.Atmosfer di ruangan mendadak menjadi sangat mencekam. Perkataan kakek tua itu tidak bisa Azzam terima sama sekali. Azura pun hanya bisa terkejut, bagaimana mungkin kakak beradik rela melakukan hal seperti itu?
Keadaan hening total setelah Geovano berkata demikian. Sampai...
"Hahaha lagi lagi kakek bercanda, kapan seriusnya sih kek? Udah satu jam kita duduk di sini, masa cuma dengerin kakek bercanda doang?" Hardik Azzam murka.
"Setidaknya dengarkan saya sampai selesai, Azzam."
Azzam berdiri, dengan penuh emosi ia menatap pria tua dihadapannya. "Cukup kek, Azzam engga akan pernah percaya sama ucapan Kakek!"
"Lagi pula kakek tau apa tentang Azzam? Tentang Mamah Papah Azzam hah?! Selama ini Kakek engga pernah ada di Indonesia kan?!"
Azzam meraih jaketnya, bersiap untuk meninggalkan ruang ini, "Azzam cukup sampe di sini, Kak Zura kalo masih mau dengerin omongan si Kakek tua itu silahkan."
Azura mencekal lengan Azzam, "Zam, jangan gini, gimanapun lo harus dengerin semua penjelasannya Kakek. Kalo dengerin setengah-setengah lo pasti bakal salah paham, Zam."
Azzam menatap nyalang ke arah Kakaknya, ia menepis kasar cekalan Azura, "Kak, lo dari awal emang mihak Kakek, jelas lo bisa ngomong kayak gitu Kak."
"Gue engga mihak siapa siapa Zam, cuma mau lo sama gue tau semua kebenarannya." Azura mencoba untuk tenang, mau bagaimana pun, kakeknya belum selesai menjelaskan, ini baru setengah dari informasi keseluruhan, jika tidak di dengar sampai akhir, ini pasti bisa memicu kekeliruan.
"Cukup, dari awal gue disini Kak, yang gue denger cuma Kakek menjelek-jelekkan nama Mamah sama Papah gue, gue engga butuh itu, gue juga engga butuh semua penjelasan Kakek." Dengan penuh penekanan ia mengatakan itu ke Azura, emosi sudah menguasai Azzam.
Azzam berbalik, berniat untuk pergi sekarang juga. Azura dengan cepat berdiri, ia kembali mencekal lengan Azzam.
"Zam tunggu."
"Dengerin gue please, gue engga mau lo tersiksa sama kekeliruan gini Zam, duduk lagi ya?" Sebisa mungkin, Azura harus kembali membujuk Azzam.
Lagi-lagi Azzam menghempaskan cekalan Azura dengan kasar, tanpa berbalik ia berkata, "Cukup Kak, buat orang yang engga tau gimana pentingnya keluarga, Kakak engga akan pernah ngerasain gimana sakitnya denger orang lain menjelek-jelekkan nama keluarga sendiri Kak."
Azzam berjalan melewati Kakek juga Om nya, sampai di ambang pintu, ia terhenti karena ucapan Kakeknya.
"Kakek memang tidak berada di Indonesia saat itu, tapi apa sih yang tidak Kakek ketahui." Ujar Kakek Geovano santai.
"Jangan sok membicarakan bagaimana sakitnya kamu Zam ketika mendengar kebenaran dari saya yang menjurus ke arah keluargamu, tanpa sadar, Kamu juga menyakiti keluargamu sendiri." Ungkapnya lagi.
"Berbicara ke kakakmu yang selama ini kamu cari dan kamu susah payah untuk bertemu, apa begini caramu memperlakukan keluargamu sendiri, huh?!" Nada bicara Geovano semakin meninggi, ia juga menekan setiap kata keluarga yang ia ucapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen Fiction🚫Bagi sebagian orang cerita ini sudah tidak relevan karena ditulis pada saat author masih kecil🚫 🚫Yang sudah baca beberapa part dan suka bisa langsung baca ke book 2 nya "come back to me"🚫 Sejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mere...