Hai i'm back 😈💜
Jangan lupa Vote sama komen ya cinta ku.Enjoooy everybody!
😈💜!
.
.
."Tapi Azzam masih berharap kak Zura tinggal sama mamah sama papah, sama abang-abang juga."
Azura menggelengkan kepalanya pelan, ia terus saja terngiang kata kata Azzam semalam, "Jawaban gue bikin Azzam sakit hati engga ya?"
"Azzam habis gue ngomong gitu juga jadi lebih banyak diemnya."
Sebari melakukan kegiatan sebelum berangkat sekolah, Azura terus saja memikirkan Jawabannya tempo lalu, apakah sudah benar atau memang benar tapi waktu penyampaiannya saja yang kurang tepat.
"Tapi di sisi lain, itu emang pilihan gue."
"Pernah tinggal bareng sama keluarga yang jahat, apa sampe bikin gue kehilangan kepercayaan buat tinggal bareng keluarga lagi gini?."
"Kayaknya iya, gue emang udah engga percaya lagi sama yang namanya keluarga."
Ia menghela nafasnya, pikirannya kembali tertuju pada adik kembarnya, "Kita emang kembar Zam, tapi kita tumbuh dengan cara yang berbeda."
"Tapi apapun keadaannya, gue bakal tetep berpihak ke lo Zam." Tuturnya yakin.
Ikatan antara anak kembar memang tak perlu di ragukan lagi, tapi itu tidak menjamin anak kembar selalu berada di jalan yang sama.
>>><<<
Benar kata Azura, Azzam jadi lebih diam sekarang. Teman sebangkunya saja sedikit heran kala menangkap gelagat aneh dari azzam.
Azzam memang pendiam di sekolah, tapi tidak sampai tak mengeluarkan suara sama sekali seperti ini.
Guru bertanya pun sepertinya ia tak sadar, yang Jenni lihat, Azzam hanya duduk dengan pandangan kosong sambil menunduk.
Sampai tak terasa, dua mata pelajaran Azzam lewati begitu saja. Dua guru yang baru saja mengajar tadi, hanya menegur sebisanya.
"Zam? You oke?" Jenni menepuk pundak Azzam pelan, ia takut teman sebangkunya itu kesurupan karena banyak bengong.
Azzam melirik sekilas ke arah Jenni, ia mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan tadi.
"Kayaknya engga? Lo jangan diem aja gini dong, serem tau Zam."
Bukannya menjawab, Azzam malah merubah posisinya, menjadi menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan di atas meja.
"Guru guru nanya aja sampe engga sadarkan lo?."
Jenni kembali diam, ia tak nyaman dengan suasana seperti ini, ia butuh teman mengobrol, biasanya Azzam masih bisa diajak mengobrol tapi sepertinya tidak dengan hari ini.
"Eh gue pengen minta nomor kakak lo dong Zam."
Jenni menyunggingkan senyum miring yang sangat tipis ketika tahu akhirnya Azzam akan menggubrisnya.
"Buat apa?"
"Buat apa ajalah, buru dong bagi."
Azzam menggeleng, "Engga."
"Plis plis gue ada perlu sama kakak lo."
Azzam memicingkan matanya, menilik Jenni penuh selidik, "Kalo macem macem gue gampar lo Jen."
Jenni melotot, alisnya pun menukik tajam, "Kasar amat sama cewek."
Azzam menyerahkan ponselnya yang sudah menampilkan nomor telepon Azura, "Oh gue kira cowok."

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen Fiction🚫Bagi sebagian orang cerita ini sudah tidak relevan karena ditulis pada saat author masih kecil🚫 🚫Yang sudah baca beberapa part dan suka bisa langsung baca ke book 2 nya "come back to me"🚫 Sejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mere...