23. Bando pt2

3K 293 28
                                    

⚠️Sudah di revisi 💜⚠️
Enjoy guys 😈💜!
.
.
.

Begitu sampai dirumahnya, Azzam segera menuju kamar. Suasana hatinya sungguh buruk, entah karena ia batal twins-time atau karena sang mamah yang menunda kepulangannya.

Dengan langkah gontai, Azzam menaiki satu persatu anak tangga, rumahnya begitu sunyi, sebenarnya Azzam bukan tipe orang yang suka menyendiri, tapi keadaan yang selalu begini, membuat Azzam terbiasa akan keheningan yang hampa.

Berhasil membuka kenop pintu kamarnya, Azzam segera masuk, tanpa melepas apapun dari tubuhnya, ia membanting diri ke kasur.

Ia memejamkan matanya, mencoba menikmati heningnya kamar di tengah dinginnya malam.

Azzam membuka matanya perlahan, ia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya, lalu membuka galeri, entah, disaat seperti ini, paling enak melamun sambil memandangi wajah Azura.


"Gue kayaknya kekanakan banget sampe marah gini ke lo kak."

"Maaf ya kak, gue emang suka jadi engga jelas kalo itu menyangkut Lo."

"Gue, akhirnya bisa nemuin lo, rasanya masih engga percaya, bener bener kaya mimpi, tapi gue seneng, lebih dari seneng malah."

"Kira kira mamah sama papah sama abang juga mau gue kasih tau kapan ya?"

"Apa engga usah?"

"Ck, masa engga usah?"

"Tapi, emang jangan sekarang sekarang deh." Pikiran Azzam menerawang ke beberapa waktu lalu, dimana dia tak sengaja mendengar pembicaraan kedua orang tuanya.

"Mamah sama papah itu orang tua Azzam, kak Zura, sama Abang Abang."

"Tapi kenapa mereka nyebut 'orang tuanya' padahal, orang tua Azzam sama kak Zura kan mereka?"

"Ck, kenapa sih? Oh atau jangan jangan Azzam Sama kak Zura ada orang tua lain terus kaya di film gitu kan ya ih engga tau azjam jjha."


Tertidur, anak itu sepertinya kelelahan, sampai sampai mengoceh sampai ketiduran begini.


>>><<<

Di belahan kota Jakarta yang lain, ada Azura yang tengah dilanda kepanikan.

Karena?


Karena Azzam tak kunjung membalas pesannya, di telepon pun tak aktif. Ini memang salahnya, tapi apakah tidak bisa untuk di selesaikan dengan baik baik? Begitu pikir Azura.

Azura kini sudah berada di rumah, masih dengan pakaian sekolah yang melekat pada dirinya. Ia belum sempat berganti baju, pikirannya masih dipenuhi Azzam.

Juga rekan kerjanya yang mengatakan bahwa ia melihat Azzam berada di sekitaran caffe tadi. Pikirannya total negatif.

Jika Azzam tahu dirinya ada di caffe, mengapa tak menghampirinya seperti biasa? Mengapa tidak menjawab pesan pesannya juga? Telefon nya juga tak di angkat?

DOUBLE A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang