17. Merajuk

5K 397 30
                                    

⚠️ SUDAH DI REVISI💜⚠️
.
.
.
.
.
.

Karena semalam ia menginap di rumah kakaknya, dan dikarenakan hujan yang tak kunjung berhenti juga, ia jadi tak punya persiapan untuk menginap disini.

"Kakak Azzam pulang dulu, nanti Azzam jemput kakak lagi ya." Intonasi suaranya terdengar sangat tidak ingin berpisah dengan Azura.

"Engga usah Azzam, lo pulang aja, terus siap siap ke sekolah, gue bisa kok berangkat sendiri."

"Lagian dari sini ke sekolah gue engga jauh jauh amat Zam."

Azzam diam beberapa saat, "Janji dulu kakak engga akan kemana-mana." Azzam menjulurkan jari kelingkingnya. Dan dibalas kekehan heran dari Azura. "Kayak anak kecil dih, gue engga mau kemana sih emangnya." Tapi ia menautkan jari kelingkingnya juga.

"Yaudah iya, tapi kalo Azzam chat kakak harus di bales ya." Azzam mulai menyalakan mesin motornya.

"Iya iya, udah gih udah siang, ntar lo telat lagi."

Dengan berat hati, Azzam berpamitan dan mulai melajukan motornya.

Azzam perlahan menghilang dari pandangan mata Azura, saat itu pula, Azura segera masuk ke dalam rumah, ia juga harus bersiap untuk berangkat ke sekolah.

>>><<<

Azzam Sampai di rumahnya kurang lebih tiga puluh menit kurang setelahnya. Kelihatan sangat sangat sepi, jelas, keluarganya tengah berada di luar negeri, menjenguk kakak pertamanya.

Tak berlama-lama lagi, Azzam langsung naik ke kamarnya, membersihkan diri lalu menyiapkan buku buku yang akan ia bawa sekarang.

Sepuluh menit mandi, akhirnya Azzam selesai, berkemas dengan rapih, lalu ia segera memasukkan buku-buku pelajaran.

Drrrt drrrtt

Azzam menoleh, mencari dimana keberadaan ponselnya yang terdengar berbunyi. Benar saja, satu panggilan masuk dari ibunya.

Dengan semangat ia mengangkat panggilan video itu.

"Hallo mah!"

"Halo sayang, anak mamah udah rapih aja, mau berangkat sekolah ya Zam?"

"Iya, ini udah rapih mah, tinggal berangkat aja ini."

"Mamah kapan sampenya itu?"

"Tadi pagi mamah baru sampe Zam, ini loh mamah nelpon kamu, bang Zay katanya kangen adiknya."

Azzam seketika gugup, "Iya mah? Mana bang Zay nya?"

Terlihat Zhafira yang menyerahkan ponselnya ke kakak pertamanya, Zaidan.

"Hei bocah, kenapa engga ikut kesini."

Azzam menggaruk kepalanya kikuk, "Iya kan Azzam sekolah bang, nanti kalo Azzam ketinggalan gimana."

"Alasan aja ya cil, yaudah rajin rajin belajarnya, mamah sama papah Abang tahan seminggu disini."

DOUBLE A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang