1 CHAPTER MENUJU ENDING GUYS!!!!.
.
.
Setelah puas menikmati waktu bersama dengan berbelanja dan berkeliling mall, akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi perut mereka.
Mampir di salah satu restoran Jepang yang cukup mewah mereka pun akhirnya bisa mengistirahatkan diri mereka yang sudah lelah.
"Haha sering-sering sih Ra ngajak kita jalan gini, biar nambah akrab juga loh." Ucap Jenni.
"Bener Kak, habis ini kita harus sering-sering jalan keluar kayak gini." Veera pun ikut menimpali meskipun dengan pipi yang sedikit menggembung karena makanan yang ia kunyah belum ia telan.
Azura tersenyum tipis, hatinya mencelos sedih mendengar penuturan keduanya. Bagaimana bisa setelah ini mereka jadi lebih sering keluar bersama? Jika ini saja adalah salam perpisahan yang sudah Azura rancangan seindah mungkin.
"Sebenernya gue ngajak kalian kesini ada maksud lain juga selain buat jalan gini Jen, Veer." Ucap Azura lirih.
Baik Jenni ataupun Veera mereka diam sejenak, melihat perubahan raut wajah juga intonasi suara Azura mereka menjadi sedikit was-was dan bertanya-tanya, kenapa?
"Ada sesuatu yang mau lo sampein Ra?" Tanya Jenni dengan begitu hati-hati.
Azura mengangguk, "Iya Jen, Veer."
Melihat gerak-gerik Azura yang begitu terbebani Veera menjadi iba, "Kak Zura tarik nafas dulu, netralin dulu Kak."
Azura menuruti apa yang Veera ucapkan.
"Gue mau pamit."
Satu kalimat yang berhasil membuat jantung Jenni dan Veera berdebar kencang.
"Pamit? Pamit apaan Ra? Kok tiba-tiba?" Tanya Jenni yang sudah tidak lagi bisa santai.
"Sebenarnya gue mau pergi Jen, Veer."
"Untuk waktu yang lama." Ucap Azura lagi ketika beberapa detik hening.
"Hah? Lo mau kemana?"
"Gue engga bisa ngasih tau tempat tujuannya, tapi gue pergi buat berobat."
Tangan Azura diraih lembut oleh Veera, digenggamnya jemari lentik itu, "Kak Zura sakit?"
Bahkan kini suasana sudah berubah total, yang tadinya penuh dengan keceriaan, sekarang rasa sedih menyergap begitu cepat, menyusup ke relung hati sampai terasa begitu sesak.
Veera yang sudah mulai menahan tangis setiap mendengar tutur kata yang diucapkan Azura.
Lalu Jenni yang merasa gelisah tak karuan, juga sedih, perasaannya mulai campur aduk.
"Gue mau mencoba buat balikin ingatan gue." Azura memejamkan matanya tak tahan, air matanya seperti sudah siap untuk terjun bebas.
"Gue mau jadi Kakak yang baik buat Azzam Jen, Veer." Ia tertunduk, lidahnya sudah mulai kelu.
"Gue... Gue pengen jadi bagian Azzam seutuhnya, gue pengen ikatan gue sama Azzam jadi semakin nyata." Satu isakan lolos dari bibir Azura, sudah tak kuat menahan bayang-bayang dirinya yang akan meninggalkan kehidupannya disini.
"Raa..." Jenni berpindah tempat ke samping Azura, ia memeluk Azura dari samping.
Karena sebelumnya mereka duduk saling berhadapan.
"Engga gini Ra, lo sekarang aja udah jadi bagian penting dari hidup Azzam."
"Dari dulu Ra, sampai sekarang, engga ada yang berubah Azura..." Jenni memeluk Azura yang sudah menangis tersedu-sedu di dekapannya, secara otomatis pun air matanya ikut menetes.
![](https://img.wattpad.com/cover/232579408-288-k10466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Fiksi RemajaSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...