05. Berakhir

8K 659 30
                                    

⚠️ Sudah di revisi ⚠️

Beraktivitas seharian full, tanpa jeda istirahat, membuat Azura lelah bukan kepalang.

Ia baru saja sampai di rumah pukul sepuluh malam, caffe tempatnya bekerja sedang ramai ramainya. Dan badannya sudah tidak enak sejak di sekolah tadi.

Ia berjalan tanpa tenaga, Azura harus memaksakan  dirinya untuk masuk ke dalam rumah.

Pandangannya tertunduk, tak berminat sama sekali untuk memperhatikan sekitar. Sampai sampai ada suara yang menginterupsikan dirinya untuk berhenti.

"Azura!" Itu jelas suara Karina, mamahnya.

Azura berbalik, dan mendapati Karina bersama Hara, dengan tatapan menusuk yang dilontarkan padanya.

"Sini kamu!" Dengan gontai, Azura menghampiri mereka yang tengah duduk di sofa ruang tengah.

"Iya mah, kenapa?"

Hara, anak itu bangun dari duduknya, lalu segera mengapit tangan Azura di genggamannya, menarik tubuh Azura untuk lebih dekat ke arah mamahnya.

Plak

Lagi? Ini kedua kalinya ia mendapatkan tamparan hari ini, di pipi yang sama, jerit Azura dalam hati.

Azura meringis, ia memegang bekas tamparan mamahnya itu, "Sshh... Sakit mah." Ia memejamkan matanya, ini benar-benar sakit, kalau di bandingkan dengan tamparan Hara tadi siang, ini dua kali lipatnya.

Karina duduk kembali di sofa, tubuh Azura di dorong keras kedepan, sehingga posisinya sekarang ini menjadi seperti bersujud di hadapan Karina.

"Kamu sudah bosan hidup rupanya Zura, dengan kelakuan kamu yang kurang ajar seperti itu, saya tidak akan membiarkan kamu hidup kamu tenang."

Bugh

Kaki Karina menekan leher Azura, penuh kebencian sehingga tidak  peduli jika anak ini mati.

Hara tersenyum puas melihat adegan di depannya.  Sedangkan Azura, anak itu mulai susah bernafas.

"Mah.. Zu- ra Ma- af."

Kakinya sudah tidak ia tekan lagi, ia menendang keras kepala Azura. "Bangun kamu!"

Hara menarik paksa tubuh Azura, supaya anak ini terduduk.

Srek

Karina menjambak rambutnya keras, "Kak, ambilin mamah masakan dia."

"Mah ampun, sakit mah." Rintihannya terdengar pilu, tapi tidak untuk mereka berdua, itu malah terdengar seperti alunan musik yang indah.

"Cuih! setelah kamu mencoba membunuh saya dan anak saya, kamu masih berani minta ampun hah?!" Jambakannya makin keras, Azura hanya bisa memejamkan matanya.

Ia mengusap ludah mamahnya yang ada di pipi kanannya, "Aku engga berniat buat bunuh mamah, shh... aku engga sengaja mah."

"Halah bohong mah, di sekolah tadi dia malah ngaku kalo itu sengaja, katanya belum puas lagi kalo belum ngasih sianida ke kita." Hara datang, dari arah dapur dengan membawa sepiring penuh nasi goreng.

Itu masakan Azura tadi pagi, yang di bumbui super banyak cabai dan yang paling banyak adalah garam. Azura hanya ingin sesekali orang yang menyiksanya juga merasakan hal buruk, hanya itu. Sayangnya keputusannya 100 persen salah.

"Ini kan yang kamu masak, rasain ini, makan semua masakan kamu, sialan!"

Dengan brutal Karina memasukkan nasi goreng itu ke mulut Azura, "Telan bodoh!"

DOUBLE A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang