Hai bro! Sis!
Yo enjoy guys!Jangan lupa Vote sama komen ya cinta ku 😈💜
Gas lach baca yaaa!
.
.
."Kakek?"
"Syukurlah kau masih mengenalku." Orang yang di panggil kakek oleh Azzam itu kemudian duduk, di sofa yang bersebrangan dengan Azura Azzam.
Azura terheran-heran, mengapa Azzam memanggil pria tua di hadapannya dengan sebutan kakek, sedangkan Azzam ia masih terkejut bahwa orang itu adalah kakeknya.
"Apa maksudnya Kek? kenapa kakek ada disini?"
Azzam menyamping menghadap Azura, "Kak, kayaknya kita salah masuk ruangan."
Kakek itu tertawa kecil, "Di tempat ini hanya ada kita, mana mungkin kau salah ruangan, dasar bocah."
Henry berdecih, "Kakek tua, bisakah kau bicara tanpa mencela?"
"Diamlah Henry, tidak ada yang menyuruhmu untuk bicara."
"Engga kek, kita ke sini mau ketemu sama Pappoús, bukan ketemu kakek." Azzam sudah berdiri, ia mengapit tangan Azura.
"Tenanglah, duduk dulu, saya tau kalian sedang mencari Pappoús."
Dibantu Azura, Azzam perlahan tenang, "Tenang dulu Zam, jangan terburu-buru ya."
Setelah tenang, Azzam kembali bersuara "Oh? Kakek kenal Pappoús juga? Dia belum datang ya kek?"
"Tidak, dia sudah datang."
Azzam reflek langsung mengedarkan pandangannya, mencari-cari dimana keberadaan Pappoús.
"Mana kek?"
"Disini."
Azzam mematung, apa-apaan ini? Tidakkah ini terlalu?
"Kakek?"
"Ya?"
Azzam tak bisa berkata-kata, matanya membola tak percaya, nafasnya tercekat, tangannya gemetar, ia kacau tak karuan. "Jangan bercanda Kek."
Azura dengan sigap lebih mendekatkan dirinya dengan Azzam, ia merengkuh Azzam dari samping, "Hey jangan gini, tenang Zam, nafas pelan-pelan ya."
Azura membalas rematan tangannya dengan usapan lembut untuk Azzam, ia mengusap air mata yang baru saja terjun dari mata Azzam, "Azzam, jangan gini, gue jadi takut Zam."
Azzam meraih tangan Azura yang tengah mengusap air matanya, ia memejamkan matanya, "Kak, kenapa Kakek Azzam yang jadi Pappoús, Kakek Azzam bukan orang jahat, kenapa dia tega ngelakuin itu ke Azzam."
"Kakek pasti punya alasan Zam, kita kesini selain mau tau siapa Pappoús, juga mau tau kan alasan Pappoús?" Azzam masih saja memejamkan matanya, dengan air mata yang turun dengan perlahan. Jika saja tidak ada Azura di sini, mungkin ia sudah melarikan diri.
Henry mengulurkan air putih untuk Azzam, "Berikan ini untuk adikmu."
Azura tersenyum dan menerima air itu, "Minum dulu ya, kalo udah tenang baru di lanjut."
Beberapa saat kemudian, Azzam perlahan tenang, dibantu Azura yang dengan sabar untuk menenangkan sekaligus meyakinkan Azzam.
Kakek Geovano, ia adalah ayah dari Mahendra. Si pengusaha kaya nan sukses di negri Yunani. Orang itu yang sudah lama terdiam kemudian berdeham, "Sudah tenang Zam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...