⚠️Sudah di revisi 💜⚠️
.
.
.
.
.Seperti kegiatan weekday biasanya, setelah pulang sekolah, Azura harus pergi ke tempat kerjanya.
Jika kalian bertanya, apakah tidak lelah setelah sekolah seharian lalu berangkat bekerja? Tentu saja jawabannya adalah sangat lelah, tapi demi kelangsungan hidupnya, Azura harus melakukan ini.
Soal Azzam, rasanya dia masih percaya tidak percaya, bagaimana bisa dia menerima Azzam begitu saja? Yang katanya tidak percaya keluarga lagi, tapi ini? Dengan hanya bertemu sepersekian waktu, ia dan Azzam sudah seperti layaknya kakak beradik pada umumnya.
"Zura, kayaknya kita pulang cepet nih."
Azura menengok ke arah Rani, "Loh memangnya kenapa mba?"
"Engga tau nih si bos, katanya disuruh tutup jam 7 aja." Ujarnya sebari menatap heran kearah layar ponselnya.
"Aneh banget, padahal lagi rame loh ini Mba."
Rani mengangguk setuju, "Iya, dia engga suka uang apa gimana sih."
Azura terkekeh mendengar penuturan mbak nya itu, "Mana ada loh mba orang yang engga suka uang, anak bayi baru lahir pun, pasti suka uang mba."
Azura beralih mengambil nampan pesanan yang siap antar, "Wis lah Mba, kerja dulu."
Azura mengantarkan pesanan demi pesanan, berjalan kesana kemari dengan gesit, tak jarang dia melakukan sedikit kesalahan, seperti salah nomor meja, atau salah pesanan, menumpahkan beberapa pesanan dan tak jarang ia juga menabrak orang.
>>><<<
"Bi! Bi Hanum!"
"Biiiii!"
Azzam berdecak sedikit kesal, pasalnya dia tidak bisa menemukan gitar kesayangannya, dan bi Hanum tak kunjung datang untuk membantunya.
Azzam mondar-mandir di kamarnya, perasaan, kamarnya sudah ia jamah setiap sudutnya, tapi gitar kesayangannya itu tak menunjukkan keberadaannya sama sekali.
"Iya den Azzam, aduh maaf bibi dari belakang."
Azzam segera berbalik, dan menemukan Bi Hanum yang berada di ambang pintu kamarnya. Ia mendekat, "Bi, gitar Azzam dimana ya, kok Azzam cari cari engga nemu nemu."
"Oalah, gitarnya si Aden kan rusak? Bibi taro di gudang den."
Dalam hati Azzam memisuh, benar juga, gitarnya kan rusak. "Oh gitu ya bi, yaudah Azzam liat dulu."
Azzam melenggang pergi menuju ke gudang, ia ingin mengecek apakah kerusakannya parah atau tidak, ia sedikit lupa soalnya.
"Mau bibi bantu tidak den?"
"Engga usah bi." Ujarnya dengan berteriak.
Azzam sampai di depan gudang, ia tadi tak lupa mengambil kunci gudang di laci khusus penyimpanan kunci rumah.
Namanya gudang, pasti berdebu, begitupun gudang di rumah Azzam ini, dia sampai terbatuk ketika memasuki ruangan ini.
Azzam mengedarkan pandangannya, meneliti setiap sudut gudang, mencari keberadaan gitarnya itu.
Ketemu, gitarnya ada di paling pojok ruangan ini, Azzam mendekati gitarnya itu, lalu mengambilnya, tapi begitu ia ambil. Gitar itu sudah terbagi dua bagian.
"Bamsad, gue kira rusak dikit, ini mah rongsokan anjir." Azzam melempar gitarnya yang sudah lapuk habis di makan rayap itu.
Ia berbalik, berniat keluar dari ruangan penuh debu ini, tapi sebelum itu, indra penglihatannya menangkap sesuatu yang menarik, dari pada rasa penasarannya akan berkepanjangan, ia memilih untuk mengambil benda yang menarik perhatiannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Novela Juvenil🚫Bagi sebagian orang cerita ini sudah tidak relevan karena ditulis pada saat author masih kecil🚫 🚫Yang sudah baca beberapa part dan suka bisa langsung baca ke book 2 nya "come back to me"🚫 Sejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mere...