22. a little disappointed

2.7K 288 5
                                    

⚠️ Sudah di revisi 💜⚠️

Enjoy ya my lope lope readers ku💜😈
.
.
.


Azzam sampai di sekolah kakaknya empat puluh menit kemudian, ia sempat terjebak macet tadi. Jantung Azzam berdetak kencang, karena terburu untuk bisa sampai disini.

Azzam memberhentikan motornya, tepat di tempat ia berhenti sewaktu mengantar Azura tadi pagi, ia melirik jam tangannya, menunjukkan pukul tiga sore.

Merogoh saku celananya, ia segera mengambil ponselnya. Matanya bergulir, mencari nama Kak Zura di kontaknya. Ia turun dari motor, lalu berjalan mendekat ke arah pak satpam yang akan menutup gerbang sekolah.

Merasa panggilannya tak mendapat jawaban, Azzam memutuskan untuk menunda panggilan itu.
"Pak permisi, di dalam udah engga ada kegiatan apa apa lagi ya?"

Pak satpam menengok, "Iya dek, udah engga ada. Kenapa ya? Ada perlu apa adeknya?"

"Ah engga pak, saya kira kakak saya masih di dalam."

"Semua murid udah pada keluar dek, di dalem udah kosong."

Azzam mengangguk paham, "Makasih pak."

Azzam mencoba menghubungi Azura lagi. Sampai panggilan ke lima, panggilannya tak kunjung mendapat jawaban. Akhirnya, Azzam memutuskan untuk datang ke caffe tempat kakaknya bekerja.

Sedikit kecewa memang, mendapati kakaknya tak ada di sini, padahal kan dirinya sudah membuat janji dengan kakaknya itu.

Azzam mulai menjalankan motornya, dengan kecepatan rata-rata, Azzam diperkirakan bisa sampai di lokasi lima belas menit kemudian.

Yang Azzam harapkan, hari ini dia bisa menghabiskan waktunya bersama Azura lagi. Entah sejak kapan dirinya menjadi pribadi yang menye-menye seperti ini, ia jadi gampang kecewa, perasaannya juga menjadi dua kali lebih sensitif, ia bisa dengan mudah menangis akhir akhir ini.

Padahal sebelum sebelumnya, Azzam tak pernah merasa seperti ini, bukan Azzam sekali. Mungkin karena kehadiran kakaknya, jiwa adik dalam dirinya seolah berontak ingin keluar setelah sekian lama ia memendam.

Ia yang dulu dan yang sekarang masih sama sebenarnya, sama sama masih sering merindukan Azura, sosok kakak yang sangat Azzam sayangi. Bedanya, dulu Azzam merindu tanpa tau kapan ia harus berhenti, tapi sekarang, untuk menghentikan rindunya, ia cukup bertemu dengan Azura.

Perubahan yang cukup besar, sampai sampai ini berpengaruh ke kepribadian Azzam.

Lima belas menit berlalu, Azzam benar benar sampai di caffe tempat kakaknya bekerja. Ia tak turun dari motor, hanya memperhatikan dari luar, memang benar kakaknya ada disana, tengah repot mengantar pesanan kesana kemari.

Azzam mengepalkan tangannya, rasa kesal yang entah datang dari mana tiba tiba hinggap dihatinya. Mungkin karena ia merasa keinginannya tak terpenuhi, maka terciptalah rasa kesal dalam hatinya.

Karena selama ini, ia sebagai adik dari ketiga abangnya, apa yang ia inginkan pasti terpenuhi, juga dia anak dari Mahendra dan Zhafira, si konglomerat yang pastinya akan selalu memenuhi keinginan anaknya.

Baru kali ini Azzam kesal karena keinginannya tidak terpenuhi, maka dari itu, dia kembali keluar dari area caffe, berniat untuk pulang.

DOUBLE A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang