⚠️Sudah di revisi 💜⚠️
Enjoy uri readers 😈💜!
.
.
.Azzam sampai di rumah Azura, pukul sebelas lebih tiga puluh menit. Di perjalanan tadi, Azzam membeli beberapa makanan juga untuk dirinya dan Azura, kebab saja tak bisa membuat Azzam kenyang, begitu pikirnya sewaktu diperjalanan tadi.
Setelah memarkirkan motornya, Azzam langsung mengeluarkan ponselnya, berniat menghubungi Azura.
Panggilan terhubung, Azzam langsung meminta Azura untuk membukakan pintu. Tak sampai dua menit, pintu utama sudah terbuka, menampilkan Azura dengan keadaan yang sepertinya baru bangun dari tidurnya.
Azzam yang semula masih berada di halaman rumah, langsung berjalan ke teras rumah Azura.
"Zam, kenapa malem malem kesini?" Sebari menguap dan mengucek matanya pelan.
Tangan Azura ditahan Azzam, "Jangan di kucek kak."
Azura lagi lagi menguap, ia akhirnya mempersilahkan Azzam untuk masuk, udara diluar sangat dingin, Azura tidak bisa berlama-lama disini.
"Tunggu sini, gue mau cuci muka dulu." Azzam mengiyakan perintah Azura, ia duduk di kursi ruang tamu. Mengambil remot TV lalu menyalakannya, Azzam sebenarnya tidak ingin menonton TV, tapi supaya suasana tak terlalu sunyi saja pikir Azzam.
Azura keluar dari bilik kamar mandi, dengan tampilan wajah yang lebih segar. Berjalan sebari mencepol rambutnya asal, lalu mengambil tisu, mengelap wajahnya perlahan, dan berakhir ia duduk di samping Azzam.
"Masih diem aja Zam, engga mau ngomong apa?" Azura heran, kenapa Azzam tiba tiba jadi pendiam.
Azura memposisikan dirinya untuk duduk menghadap Azzam, ia memperhatikan raut wajah Azzam yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, anak ini tumben sekali bersikap seperti ini.
"Kenapa sih? Ngomong dong Zam, aneh banget deh-"
Azura diam seketika, begitu Azzam merengkuhnya, ia bisa merasakan jika adiknya itu mengelus pelan rambutnya, juga sesekali mengecup rambut Azura, terkahir, Azzam menempelkan pipinya di kepala Azura.
"Kak."
Dengan intonasi rendah, Azura menjawab."Hmm kenapa?"
"Cape."
"Cape kenapa Azzam? Azzam lagi ada masalah?" Anggukan kepala Azzam tentunya terasa oleh Azura.
"Mau cerita ke gue?" Azzam menggeleng, tanda menolak tawaran Azura.
"Terus mau nya gimana? Mau istirahat aja?"
"Engga, Azzam juga engga tau harus ngapain."
"Lagi badmood ya? Atau emang banyak pikiran?"
"Engga tau kak."
Azura memundurkan tubuhnya perlahan, rengkuhan itu juga perlahan terlepas. Azura menatap lembut kearah Azzam, "Lesu banget Zam, udah makan belum si?"
Gelengan kepala Azzam yang Azura dapat, "Oh pantesan, moodnya lagi jelek terus belum makan juga, jadi lesu gini, mau gue bikinin makanan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen FictionSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...