Bab 2

12.6K 1K 76
                                    

***

Sore ini sudah menunjukan pukul 5 sore, bel bunyi pulang sekolah pun juga sudah berbunyi, semua murid pada berhamburan keluar kelas dan berlarian menuju arah parkiran atau arah pintu gerbang sekolah.

Sama seperti Adel dan Vera, mereka berdua sedang berjalan melewati koridor sekolah untuk menuju parkiran. Namun tiba-tiba saja..

Bruk

Adel terjatuh ke lantai dengan cukup keras sehingga membuat pinggang nya terasa sakit, ada seseorang yang sengaja menyelengkat dirinya agar terjatuh.

Kedua tangan Adel mengepal kuat. "Sialan! Dasar cowo bego!" pekiknya lumayan kencang.

Teriakan Adel mampu membuat kelima pria yang sedang berjalan itu berhenti. Mereka saling menatap satu sama lain dengan pandangan tercengang.

"Ngatain siapa tuh cewek?" tanya Akbar berbisik-bisik.

"Gue rasa ngatain Arkan, soalnya kan Arkan duluan yang nyelengkat dia," jawab Edo.

"Berani banget ngatain Arkan sampai kayak gitu." sambar Putra.

Mereka berlima langsung menoleh kebelakang menatap gadis yang terjatuh kebawah dengan sangat intens.

Rasyid melihatnya sambil tersenyum miring, gadis gila menurutnya. "Ck, udah bosen sama cewek yang nyari sensasi kayak gini," ucapnya.

Arkan tidak menanggapi ucapan-ucapan dari teman-temannya, dia justru berjalan menghampiri gadis tersebut dengan tatapan yang sangat tajam.

Adel langsung meringis kesakitan karena lengannya di cekal sangat kencang olehnya.

"Lo ngatain gue apa tadi?" ucap Arkan pelan namun sangat mencengkam.

"Co--"

Lagi-lagi Adel meringis kesakitan karna Arkan menusuk pergelangan tangannya menggunakan kukunya.

"Apa?"

"S-sakit woi!"

Arkan memajukan wajahnya membuat Adel bergidik ketakutan karna ekspresinya yang menyeramkan. "Istirahat tadi lo masih gue biarin, tapi ternyata semakin dibiarin lo semakin ngelunjak. Itu artinya lo mencoba ngusik gue, dan lo harus terima balesannya."

"Bukan gue yang ngusik duluan, tapi lo!"

"Really?"

"Lepas!"

"Lo lihat aja kedepannya nanti, apa yang bakal gue lakuin."

Adel yakin ancaman itu bukan ancaman biasa, namun ia berusaha untuk tenang dan tidak takut. "Lepasin gue!"

"Siapin nyawa dari sekarang, karena siapa tahu aja besok lo tinggal nama doang," ucap Arkan.

"Nggak usah sok ngancem gue, gue nggak bakal takut sama lo!"

Arkan tersenyum miring mendengar jawaban berani dari gadis itu. "Bagus."

"Lo bukan Tuhan yang harus gue takutin! Mau seserem apapun lo ngancem gue, semua itu bakalan percuma karna gue nggak akan pernah takut sama ancaman nggak jelas lo itu!" seru Adel dengan sorot mata yang begitu tajam.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang