***
Saat ini Arkan baru saja sampai di markas Birawa. Ia memarkirkan mobilnya di perkarangan markasnya, tatapan Arkan malam ini benar-benar berubah padahal beberapa menit lalu dia sempat biasa aja di hadapan gadisnya.
Bagaimana tidak, di pertengahan jalan Arkan sudah di lempari oleh gulungan kertas putih yang berisikan tulisan seperti kemarin. Dan kertas itu bertuliskan Apakah kita harus memulainya sekarang? ya, sepertinya itu menarik.
Tanpa menunggu apapun lagi Arkan langsung masuk ke dalam dan mengambil jaketnya yang berwarna hitam, kedatangan Arkan yang tiba-tiba membuat teman-temannya terkejut.
"Kan lo mau ngapain?" tanya Akbar yang berada di ujung sofa dekat Rasyid.
Edo, Putra dan Rasyid juga ikut menoleh ke arah Arkan. Mereka bingung dengan sikap Arkan yang baru saja datang sudah mengambil jaketnya, yang dimana jaket itu akan di pakai khusus disaat keadaan ingin menyerang musuhnya.
"Kita mau berantem lagi?" ralat Edo ikut menimpai perkataan nya Akbar.
"Hari ini gue mau nemuin Marcel. Kelakuan dia makin hari makin kayak bangsat," jawab Arkan dengan khas suaranya yang dingin.
"Ada yang ngirim kertas lagi?" tanya Edo.
Arkan mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi kenapa harus mendadak? kita semua aja belum atur rencana nya kan?" ucap Putra yang langsung bangun dari duduknya, pemuda itu berjalan menghampiri Arkan. "Lo mau dibilang pengecut karena nyerang dari belakang?" sambungnya yang kini sudah berada di hadapan Arkan.
"Bukannya kata itu pantes buat Marcel?"
"Gue tau, tapi--"
"Kalau lo nggak mau ikut, diem aja nggak usah banyak omong."
Setelah mengatakan itu, Arkan pun menoleh ke arah teman-temannya. "Kalian semua? Nggak ikut juga? Oke."
Seketika juga mereka semua langsung bangun dari duduknya dan bergegas mengambil jaketnya masing-masing. Beberapa senjata juga sudah mereka simpam di dalam kantong jaket mereka.
Dan diantara salah satu dari mereka ada yang mengepalkan tangan nya dengan kuat, juga tatapan yang begitu tajam menyorot ke arah Arkan yang sedang berjalan keluar.
30menit berlalu.
Kini Pasukan inti birawa sudah sampai di depan markas milik Achilles, di depan sana seluruh anggota Achilles sudah berkumpul sangat ramai.
Dan jujur ini adalah pertama kali bagi Arkan untuk samperin musuh nya duluan, namun Arkan terpaksa melakukan ini karena memang sudah jengah akan teror tidak jelas yang menghantui dirinya terus.
"Tunggu sini aja, gue cuma punya urusan sama ketua nya doang," kata Arkan dengan ekspresi datar. Dia melepas helm nya dan langsung berjalan ke depan.
Sedangkan teman-temannya hanya diam sembari menatap satu sama lain. Mungkin mereka hanya bisa menjaga nya dari sini, nanti jika anggota menyerang Arkan tiba-tiba barulah mereka turun tangan.
Berfokus kepada Arkan, pemuda itu berjalan dengan sorot mata begitu tajam, namun Arkan berusaha akan tetap tenang dan tidak mengeluarkan emosinya.
Seluruh Anggota Achilles sangat terkejut akan kedatangan Arkan yang secara tiba-tiba. Semua nya bahkan langsung bangkit dari duduknya masing-masing dan menatap kaget ke arah Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...