***
Sekarang Arkan sedang berada di dalam perjalanan untuk menuju rumah Adel, urusan Arkan dengan Ayahnya sudah selesai dan kini saatnya untuk Arkan menemui gadis kesayangan. meskipun pukul sudah menunjukan 9 malam Arkan tidak perduli, yang terpenting dia bisa menemui Adel dahulu karena untuk besok dan hari lainnya pasti Arkan akan sibuk.
Hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai dirumah Adel. Arkan memarkirkan motornya di depan gerbang, kemudian membuka gerbang itu dan masuk kedalam.
Tok tok tok
Saat ketukan itu berbunyi pintu pun terbuka dan menampilkan seorang gadis manis dengan piyama bewarna coklat, juga rambut kuncir kuda yang membuat gadis itu tampil lebih manis dan cantik.
Gadis itu atau lebih tepatnya Adelia, dia terkejut dan disaat ingin mengatakan sesuatu Arkan sudah melakukan hal yang membuat nya terkejut.
Yaitu sebuah pelukan.
Tanpa menunggu persetujuan dari Adel, Arkan sudah dulu memeluk Adel sembari memejamkan matanya, satu tangan Arkan mengusap pelan rambut Adel.
"A-arkan?" beo Adel, rasanya sangat gugup. "ada apa?"
"Capek," jawab Arkan, suaranya terdengar pelan dan sedikit serak.
"Ya... kalau capek istirahat dong."
"Ini lagi istirahat." jawaban Arkan membuat dahi Adel sedikit mengerut bingung. "istirahat didalam pelukan pacar yang cantik."
Adel memutar bola matanya malas. "lepas Kan nanti kalau ada tetangga yang lihat dan mikir yang enggak-enggak tentang kita gimana?"
"Biarin."
"Ck Arkan..."
"Sebentar."
"Nanti kalau ada yang--"
"Bawel banget sih, gue tuh lagi butuh pelukan dan perhatian bukan ocehan." potong Arkan sambil melepaskan pelukannya dan menatap Adel kesal.
"Tapi kebutuhan lo itu nggak tepat, ini udah malem dan seharusnya lo bisa dateng besok pagi."
"Bener?" Adel mengangguk dan Arkan malah menampilkan senyuman menggoda. "berarti kalau gue dateng besok pagi boleh manja-manjaan sepuasnya?"
Astaga pemuda ini benar-benar menyebalkan sekali.
"Arkan..." rengek Adel, bisa-bisanya pemuda yang katanya di kenal dingin bisa berkata seperti itu.
"I love you," ucap Arkan tiba-tiba.
Jelas saja Adel terkejut mendengar perkataan Arkan. tidak biasanya Arkan mengatakan hal seperti itu apalagi mendadak seperti ini, ditambah tampilan datar dari ekspresi wajah Arkan membuat Adel semakin tidak mengerti.
"Lo kenapa?" tanya Adel heran.
"I love you."
"Kan?"
"I love you so much."
Tatapan nya tetap datar dan tidak ada senyuman, namun dari suara yang di ucapkan itu terdengar tulus, seperti ada sesuatu yang mengganjal saat mengatakan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...