jangan lupa pencet vote nya!♥
***
Malam harinya,
Tepat pada pukul 7 malam, Gavin sudah sampai di sebuah Cafe yang sering dia kunjungi bersama Akbar. sebelum Gavin memasuki area Cafe, dia membuka ponselnya terlebih dahulu untuk mengirimi pesan kepada Akbar.
Akbar bct
gue udh sampe ni
lo dmn nyabiasa
di dkt pojok jendela
gc
lama uoke
Gavin kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya. disaat kakinya baru melangkah, tiba-tiba saja sudah ada seorang lelaki yang menabrak bahunya tanpa sengaja.
"Aduh, sorry, lo gapapa?" ujar seorang lelaki berbadan tinggi dengan jaket hitam pekat.
Sontak mata Gavin melotot kaget. dia mengenali siapa lelaki tersebut.
"Lo..." Gavin menjeda ucapannya, tidak, pokoknya dia harus berpura-pura untuk tidak mengenal lelaki itu.
Dahi lelaki berjaket hitam pekat itu mengerut. "Ya?"
Gavin menggeleng pelan.
"Lo kenal gue?"
"Nggak."
"Oke."
Setelah mengatakan itu, lelaki tersebut berjalan pergi memasuki sebuah mobil lamborghini berwarna merah, namun sebelum lelaki itu masuk ke dalam mobilnya, ia sempat melirik kanan kiri seperti orang sedang waspada.
Gavin yang melihatnya hanya tersenyum miring dengan kedua tangan yang sudah mengepal. Putra, ya dia lelaki tersebut. maka nya, Gavin tadi terkaget saat melihatnya.
Yang ada di fikiran nya, sedang apa Putra? apakah pemuda itu sedang merencakan sesuatu lagi?
Sudahlah tanpa mau berfikir apapun lagi, Gavin pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam Cafenya karena pastinya Akbar sudah menunggu nya disana.
Dan sekarang Gavin sudah berada di hadapan Akbar, mereka bertosan ala laki-laki seperti umumnya.
"Tumben lo dateng tepat, biasanya ngaret," kata Akbar.
"Tepat salah, lambat salah. mau lo apa sih Nyet?" jawab Gavin.
Akbar hanya terkekeh pelan dan Gavin pun duduk dikursi berhadapan dengan Akbar. Cafe disini tidak terlalu ramai, cuma hanya ada beberapa saja.
"Gue udah punya rencana buat ngejebak Putra," ucap Akbar membuat Dahi Gavin sedikit mengerut.
"Lah tadi lo bilang di chat nggak mau ikut campur dan biarin Arkan selesein masalahnya sendiri," balas Gavin.
"Berubah fikiran. kasian juga kalau nggak dibantu, apalagi cuma gue yang tau banyak tentang Putra, oh ya lupa, Rasyid juga termasuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...