Bab 42

5.3K 578 62
                                    

jangan lupa klik tombol vote sebelum membaca hehe^_^

***

Adel baru saja sampai dirumahnya. tubuhnya dia biarkan terlentang di atas kasur, kedua matanya terbuka namun tatapan gadis itu terlihat kosong. sesekali Adel menghela nafasnya panjang, rasanya Adel lelah menjalani hidup yang seperti ini, ingin menyerah namun Tuhan tidak pernah mengajarkan hal itu kepada hamba-nya.

Sejenak Adel memejamkan matanya, fikiran Adel langsung tertuju kepada Arkan atau lebih tepatnya mengingat kejadian dirumah sakit tadi, disaat Adel bersikap ketus kepada sang pacar.

Jujur, sebenarnya Adel melakukan itu karena dia marah kepada Arkan. Menurut Adel, Arkan yang telah membuat semuanya menjadi kacau. ditambah lagi, Arkan sudah menuduh Akbar dalam semua masalah yang terjadi, Adel fikir Arkan akan bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah, namun ternyata tidak.

Justru pemuda itu lebih memilih percaya sama suatu kejadian yang hanya dia lihat sekali. hal itu tentu saja membuat Adel marah dan kesal, tidak menyangka bahwa Arkan semudah itu percaya dengan apa yang baru di lihat sekali tanpa mau mendengarkan sebuah penjelasan.

Ting!

Notifikasi pesan berbunyi dari ponsel Adel. Adel merogoh celana nya, dan menatap layar ponselnya itu. tertera nama Arkan disana, pemuda itu mengirimkan beberapa pesan juga panggilan.

Arkan

hati-hati dijalan, jangan sampai luka.
kalau udah sampai rumah, jgn lupa kabarin gue

Pesan itu terkirim dari setelah Adel pergi dari rumah sakit. dan masih ada chat lagi dari Arkan setelah chat itu.

udah sampai rumah?
pasti udah ya?
tapi, knp ga ngabarin?
lo marah sm gue?
gue buat salah sm lo?
sikap ketus yang lo tunjukin tadi di rmh sakit, bikin gue khawatir Del
jgn seperti ini. kalau ada sesuatu yg ga enak, langsung bilang.
masih belum mau bales?
yaudah, gue tunggu sampai lo mau bales pesan ini.

Akhirnya Adel pun mengetikkan sesuatu di sana. berusaha untuk mengontrol rasa kekesalannya.

iya Kan
tdi hp gue low, jd ga sempet buat balas

Tidak membutuhkan waktu lama, sudah ada balasan pesan dari Arkan.

sudah makan?

knp emg?

jawab aj

maupun gue udah makan atau belum, memangnya penting?

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang