Bab 28

7.4K 770 87
                                    

***

Sekarang Arkan masih berada di perjalanan. Dia bener-bener panik dan cemas, dia takut jika Adel sudah terluka duluan sebelum dia datang. Tidak, dia tidak boleh berfikiran seperti itu, Adel pasti tidak akan terluka, Arkan yakin.

Arkan meng-klaksonin semua kendaraan yang menghalanginya, bahkan orang-orang yang berada dijalan raya sampai kaget dan bingung dengan cara Arkan mengendarai, untung saja hari ini polisi tidak sedang bertugas, jadi tidak perlu khawatir lagi.

"Lo dimana sih, Del." gumam Arkan pelan sambil menghela nafasnya kasar. "Bisa banget lo ya bikin gue khawatir kayak gini."

Sampai pada di ujung jalan, dia melihat ada mobil berwarna hitam pekat yang tengah mengebut begitu kencang. Dan langsung saja Arkan menaikan kecepatan nya, dan kini posisi mereka bersampingan.

Di kaca, lumayan terlihat wajah seorang gadis yang berambut panjang dengan warna pirang yang terang. Arkan yakin itu Adel, sangat yakin. Dia tidak mungkin salah.

Kemudian Arkan langsung membuka jendela kaca mobilnya.

"ADEL!!" teriak Arkan. "BERHENTI, DEL!"

"GUE BILANG STOP!!"

"JANGAN BAHAYAIN DIRI LO SENDIRI CUMA KARENA SATU MASALAH!"

"ADEL!"

"GUE AKAN MARAH BANGET SAMA LO KALAU LO NGGAK MAU NURUTIN UCAPAN GUE!" Arkan berdecak sembari memukul setirnya, dasar gadis keras kepala. "Ck, awas lo ya Del. Bener-bener cewek nekat." sambungnya.

Arkan langsung menancapkan gas nya kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi dari Adel. Sehingga kini posisi mobil Arkan berada didepan Adel, tanpa babibu dia langsung membelokan setirnya untuk menghalang mobil Adel agar bisa berhenti.

Dan benar saja, Mobil itu langsung mengerem-kan mobil nya dengan Rem mendadak. Tanpa menunggu apapun lagi, Arkan langsung keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri mobil hitam itu.

Arkan mengetuk jendela mobil itu berkali-kali. Namun bukannya dibuka, justru didalam sana malah terdengar suara isakan tangis.

"Del, buka pintunya!" ucap Arkan. "Buka pintunya, Adel!!"

"PERGI!!" teriak seseorang dari dalam mobil itu, yang lebih tepatnya lagi adalah Adel.

"Buka pintunya dulu!"

"NGGAK! GUE BILANG PERGI!"

Arkan memejamkan matanya sebentar untuk menahan emosinya. Arkan ini gampang marah, apalagi jika menyangkut keselamatan seseorang yang dia sayangi. Ditambah perasaan cemas terhadap Adel membuat emosinya malah tambah meluap.

"GUE BILANG BUKA PINTUNYA, JANGAN BIKIN EMOSI GUE MENAIK! LO UDAH BIKIN GUE KHAWATIR BANGET SETELAH DAPET KABAR DARI VERA!" Arkan memekik begitu kencang. "APA PERLU GUE BUNUH VANYA SEKARANG JUGA BIAR LO MAU KELUAR?!"

Tiba-tiba saja pintu mobil nya terbuka, dan menampilkan gadis yang memakai seragam SMA dengan rambut yang sudah lumayan berantakan. Matanya sembab dan hidung nya memerah.

"Apa-apaan lo ngomong kayak tadi?! Lo fikir gue biarin lo jadi seorang pembunuh?!" pekik Adel dengan airmata yang keluar begitu deras.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang