Bab 40

5.5K 575 124
                                    

Untuk kalian semua, siapkan otak, hati dan fikiran. kita akan memecahkan semua masalah yang terjadi di Bab ini, jadi dimohon baca yang fokus dan teliti, agar bisa paham dan di mengerti.

selamat baca.

***

Sekarang Akbar sudah dilarikan ke rumah sakit, Edo yang menelfon ambulans saat kejadian itu. semua benar-benar panik dan cemas, tidak menyangka bahwa akhirnya akan seperti ini, ditambah mereka juga sangat tidak menyangka kalau Akbar akan datang. sebab, salah satu diantara mereka pun tidak ada yang memberi tahu tentang rencana ini kepada Akbar.

Entah dari mana pemuda itu bisa tahu lokasi nya, atau memang ada satu orang yang memberi tahu itu semua.

Suasana sekarang benar-benar hening dan sunyi. Arkan, Edo dan Rasyid masih berdiri di depan ruang ICU. mereka dengan setia menunggu dokter keluar meskipun pastinya membutuhkan waktu yang lama.

"Gue bener-bener nggak nyangka banget kalau Akbar datang dilokasi itu," ucap Edo yang mulai membuka suaranya, tatapan pemuda itu lurus ke depan, Edo yang terkenal ceria pun kini menampilkan wajah sedih, kaget dan sedihnya.

"Sekalinya datang dia langsung taruhin nyawa-nya, nggak perduli saat itu dia udah dikeluarin dari Birawa atau enggak," lanjut Edo lagi.

Arkan menghela nafasnya panjang, memijat pangkal hidung nya dan menatap satu persatu diantara beberapa anggota Birawa tersebut.

"Apa ada yang melihat Akbar sebelum dia masuk ke markas itu?" tanya Arkan.

Semuanya terdiam. saling memandang satu sama lain. sampai akhirnya ada salah satu diantara mereka mengangkat tangannya.

"Gue," jawab salah satu dari mereka.

"Lo?"

Pemuda berambut coklat yang mengangkat tangannya itu mengangguk. "saat itu gue lagi berkelahi diluar, dan nggak sengaja gue lihat Akbar yang baru aja datang. dia turun dari motornya seperti orang gelisah, disitu gue kaget, dan akhirnya gue beraniin nanya sama dia."

Flashback on.

"Akbar?! lo ada disini juga?!" ucap pemuda berambut coklat yang kerap dipanggil Stevan.

Akbar terlihat terkejut saat melihat Stevan, dia menatap pemuda itu dengan nafas memburu. "gue nggak ada waktu lagi buat jelasin ini semua, gue harus masuk kedalem sekarang."

"Tunggu!!"

"Apalagi, sih?!"

"Lo tau dari mana lokasi ini? perasaan Arkan sama sekali nggak ngasih info apapun ke lo."

Akbar menghembuskan nafasnya pelan. "dari Rasyid."

"Hah? Rasyid?"

"Nanti lo akan tau sendiri kebenaran nya."

Setelah mengatakan itu, Akbar kembali berlari kencang untuk masuk ke dalam. sedangkan Stevan masih terpaku diam, tidak mengerti apa maksud ucapan dari Akbar.

Flashback off.

"Rasyid?!"

Jelas saja semua nya terkejut. jadi yang menberi tahu Akbar adalah Rasyid? pemuda yang selalu bersikap dingin dan pendiam. mereka tidak menyangka Rasyid melakukan ini.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang