Pertemuan denganmu tidak pernah ku rencanakan sebelumnya, mencintaimu juga adalah suatu hal yang tak terduga dalam hidupku.
***
Sekarang semua seluruh Anggota dan pasukan inti Birawa sudah pada berkumpul di depan gerbang sekolah. Arkan yang hari ini memakai jaket berwarna hitam pekat khas Birawa dan juga helm fullface berwarna hitam pekat juga.
Jangan tanyakan lagi bagaimana tatapan Arkan dan sikap Arkan sekarang. Dia benar-benar terlihat sangat emosi, bahkan tidak ada satupun dari mereka yang berani bertanya-tanya kepada Arkan.
"Kan," panggil Edo berhati-hati.
Arkan hanya menoleh tanpa menjawab panggilan dari Edo.
"Lo tahu lokasi Darka sekarang?"
Arkan mengangguk. "Adel nyalain GPS nya."
"Bagus, berarti ini lebih muda buat kita menemukan Adel. Dan, ternyata menurut gue Darka cukup bodoh ya. Dia bahkan nggak ngecek lagi tentang GPS nya Adel."
Arkan terdiam sebentar kemudian menyalakan mesin motornya untuk bersiap melajukan motornya. "Berangkat sekarang, kita semua nggak ada waktu buat bicara omong kosong lagi."
Semuanya pun mengangguk. Dan Arkan langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang begitu tinggi layaknya seorang pembalap, begitupula teman-temannya yang mengikuti dari belakang.
Sedangkan disisi lain, seorang gadis dengan penampilan yang sudah berantakan. Mukanya yang memerah karena menahan amarah, dan jangan lupakan darah segar yang terus mengalir di area kedua pergelangan tangannya.
Dia adalah, Adel. Posisi Adel yang saat ini sedang duduk di kursi yang sudah cukup tua, dengan kedua tangan dan kaki yang sudah di ikat oleh tali yang begitu kuat sehingga sulit untuknya melepaskan atau memberontak sedikitpun.
Adel menahan rasa perih itu, dia tidak boleh cuma karena luka ini. Luka yang hampir sedikit lagi menggores urat nadinya. Darka bajingan. Dia menyesal telah berbuat baik kepadanya waktu itu.
"Lepasin gue, Anjing!!!!" teriak Adel dengan keringat yang mengucur di area keningnya.
Darka terdiam sembari menyalakan korek gas nya dan menyambarnya dengan satu batang rokoknya kemudian menghisap nya sambil tersenyum licik ke arah Adel.
"Jangan berisik, sayang," kata Darka mulai berjongkok menghadap gadis kesukaannya. "Mau bersenang-senang?"
"Nggak!!! Gue mau lo lepasin gue sekarang!!"
"Gue nggak akan pernah ngelepas lo, bahkan kalau lo memaksa gue buat ngelepas lo gitu aja, gue bakal berbuat sesuatu yang di luar dugaan lo."
"Lo fikir gue takut?"
"Lo nantangin?"
"Lo tahu, Dar? Lo adalah satu-satunya cowok yang menjijikan dari pada air liur Anjing." suara Adel sedikit tegas. "Dan lo juga nggak akan bisa buat dapetin gue!"
"Ah? Really?"
"Lo bakal menyesal setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...