Rela - shannashannon ♬
*setel musiknya ya pas mau baca part ini*
***
Sudah beberapa jam lebih Arkan tidak mendapatkan kabar apapun dari gadisnya. decakan pelan keluar dari mulut Arkan, pandangan lelaki itu tidak henti-hentinya menatap ke arah ponselnya. perasaan cemas mulai menghantui fikiran Arkan, entah kenapa Arkan merasa tidak tenang sekarang.
"Ck lo kemana sih, Del?" monolog Arkan, sungguh lelaki itu sangat cemas sekali.
Arkan! Arkan! Arkan!
Spontan Arkan menoleh kebelakang, dia mendengar sebuah ketukan pintu dan juga teriakan seseorang yang memanggilnya. suaranya tidak asing, sepertinya Arkan pernah mendengar suara itu. apa itu adalah Gavin? tetapi untuk apa pemuda itu datang kesini?
Karena penasaran, Arkan pun bangkit dari kasurnya dan berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.
Pintu kamar pun terbuka. dan benar saja orang itu adalah Gavin, namun kondisi cowok itu terlihat berbeda. Gavin berusaha mengatur nafasnya, keringat terus mengucur di area pelipis cowok itu, dan Arkan juga bisa melihat sorot kekhawatiran yang ditunjukkan oleh Gavin.
"Ada apa?" tanya Arkan, mendadak perasaan menjadi tidak enak.
"Kan, Adel kecelakaan," ungkap Gavin langsung pada intinya.
Deg. Arkan terdiam. mendadak seluruh tubuhnya menjadi lemas, namun Arkan berusaha untuk tenang dan tidak langsung percaya begitu saja. karena pasti itu tidak mungkin.
"Lo mau ngeprank gue?" tanya Arkan, suaranya sedikit berat.
"Demi Tuhan, gue serius! nih lo baca artikel beritanya."
Gavin menyodorkan ponselnya kepada Arkan, tanpa berfikir panjang Arkan pun merampas ponsel Gavin dan membaca sebuah gambaran artikel berita.
Syok. itulah yang dirasakan Arkan sekarang. kedua tangan Arkan mendadak gemetar keras, seluruh tubuhnya benar-benar lemas sekarang. tidak, pasti ini tidak mungkin. Adel pasti baik-baik saja.
Namun bagaimana jika itu benar? Arkan tidak bisa membayangkannya. yang saat ini dia butuhkan adalah sebuah bukti, Arkan harus segera menemui Adel.
"Bawa gue kesana sekarang," titah Arkan yang langsung bergegas pergi meninggalkan Gavin begitu saja.
Gavin hanya bisa menurut. dia ikut menyusul dari belakang. namun saat Arkan baru saja selesai turun dari anak tangga, tiba-tiba saja Arga datang dan memegang lengan Arkan.
"Tenangi emosi kamu, yakin sama Daddy, kalau Adel pasti baik-baik aja," ucap Arga.
Arkan tidak menanggapi. bahkan untuk mengangguk dan menggeleng pun tidak sama sekali. tatapan Arkan saat ini benar-benar kosong.
"Kita pergi ke rumah sakit bersama-sama, Daddy dan Mommy akan menemani mu disana," lanjut Arga. "Ara, kamu gendong Alin. kita ke rumah sakit sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...