Bab 12

7.8K 830 21
                                    

Sejauh apapun kamu pergi, sejauh apapun kamu menghilang dan sejauh apapun kamu menghindar, kalau Takdirmu adalah dia, maka Tuhan akan selalu menggunakan cara apapun untuk selalu mempertemukanmu dengan dia.

_______

Sekarang Adel sedang berjalan menuju kelas sembari memegang tangan kiri nya yang kini tengah terluka. Darah segar terus mengalir sehingga membuat Area telapak tanganya dipenuhi dengan luka darah tersebut.

Sesampainya dikelas. Adel langsung duduk di kursinya, disebelah sudah ada Vera yang tengah asik mengobrol dengan Putri. Disaat Vera menoleh kearah Adel, wanita itu langsung melotot terkejut melihat ada luka parah yang berada di telapak tangan Adel.

"MASYAALLAH, DEL! TANGAN LO KENAPA?!" pekik Vera dengan ekspresi yang sangat terkejut.

"Kena sapu," balas Adel asal.

"Bego lo ya?!" Vera langsung melihat luka itu dan sesekali dia ikut meringis melihatnya. "Sumpah Del, pasti ini perih banget ya? Lagian kenapa bisa gini sih? Lo punya beban hidup apaan si Anjir sampai luka begini Yaallah." sambungnya seraya menggelengkan kepalanya.

"Ck, gue yang luka tapi yang lo lebay."

"Ini bukannya lebay, Goblok. Udah deh mending sekarang lo ke UKS, terus lo obatin tangan lo pakai obat merah."

"Males." ralat Adel membuat Vera melototkan matanya kembali.

"Jangan gila lo Del! Lo bisa aja mati cuma karena luka ini!" kata Vera.

"Serius?" tanya Adel berpura-pura memasang wajah paniknya.

"Iya! Emangnya lo mau apa mati di umur muda begini?!"

"Mau."

Mendengar jawaban enteng dari Adel, Vera langsung menekan kening Adel dengan pelan. "Bocah idiot! Udah deh, cepetan sana lo ke UKS, nanti biar gue yang izinin lo ke guru Ipa."

"Iyaiya, lo bawel banget deh."

"Yaudah cepetan! Gue udah ngilu banget asli ngeliat tangan lo yang udah begitu."

"Lo mau ngerasain nggak?" tawar Adel.

"NGGAK!"

"Enak tau."

Vera menatap Adel dengan tatapan horor. "Otak gue nggak akan pernah bisa di cuci sama otak gesrek lo itu!"

Adel hanya terkekeh pelan dan kemudian ia berjalan pergi meninggalkan kelasnya untuk menuju UKS. memang sih luka ini sudah lumayan perih, apalagi robekannya juga lumayan agak besar, tapi tak apa, rasa sakit yang ada di telapak tangannya tidak sebanding dengan rasa sakit yang selama ini dirinya alami.

Dan sesampainya di UKS, Adel langsung mengambil obat p3k yang berada di atas dekat tembok. Kemudian Adel menaruhnya diatas meja dan ia duduk di kasur yang seperti ada dirumah sakit.

Untung saja tangan kirinya yang terluka, coba kalau tangan kanan, bisa-bisa dia tidak akan bisa melakukan hal apapun lagi sampai tangan itu sembuh.

Disaat Adel ingin mengambil kapas dan obat merah, tiba-tiba saja ada tangan seseorang yang langsung mengambil obat itu duluan. Refleks Adel terkejut dan mendongakkan kepalanya.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang