Bab 45

5.3K 525 25
                                    

jangan lupa untuk selalu pencet tombol vote sebelum membaca, thx u😘

***

Vera yang sedaritadi menunggu di luar tanpa masuk di dalam akhirnya lama-lama bosan dan jenuh. sebenarnya dia bisa saja masuk, namun karena di dalam ada Rasyid, membuat Vera mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. dengan alasan takut grogi dan salah tingkah.

Vera menyukai Rasyid, menyukai dari wajahnya dan juga tatapan nya. yah meskipun pemuda itu tidak menyukainya balik.

Akhirnya pintu ruangan pun terbuka, Vera yang tadinya sedang duduk santai, kemudian pun menoleh. Vera mendapati Adel dan Arkan yang keluar secara berbarengan. Vera pun langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Adel.

"Gimana sama kondisi Akbar? dia baik-baik aja?" tanya Vera.

Adel mengangguk. "udah lumayan."

"Syukurlah." kini pandangan Vera beralih ke arah Arkan, menatap tajam pemuda itu. "Arkan, jangan pernah lo bentak sahabat gue lagi. kalau lo ngebentak dia lagi, gue nggak segan-segan buat pukul lo sampai berdarah meskipun lo anak dari Arga Rajendra, understand?"

"Iya," jawab Arkan singkat.

"Jangan iya-iya aja lo!"

"Gue nggak minat buat bicara sama lo."

Tiba-tiba saja keluarlah sosok pemuda yang memakai crewneck berwarna abu-abu dan celana levis berwarna hitam. ya, siapa lagi kalau bukan Rasyid. si pemuda dingin yang selalu memasang wajah datar tanpa senyum, sama seperti Arkan.

Vera yang melihat kehadiran Rasyid membuatnya hampir terlonjak kaget. mendadak gugup dan salah tingkah. padahal pemuda itu hanya diam, tetapi bisa membuat Vera menjadi gugup seperti ini, sial.

"Del, gue balik duluan ya." pamit Vera secara mendadak.

"Katanya mau bolos," jawab Adel.

"Nggak jadi, gue udah berubah fikiran."

"Yakin?"

Vera mengangguk yakin. "kalau gitu gue cabut duluan, titip salam juga buat Akbar."

"Oke."

Disaat Vera baru saja membalikan badannya, Rasyid sudah dulu mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tidak jadi melangkah dan membelalakan matanya karena ucapan yang dikeluarkan oleh Rasyid.

"Tunggu. gue numpang nebeng, nanti bensin nya biar gue yang beli," kata Rasyid yang langsung berjalan duluan meninggalkan semuanya.

Vera benar-benar terkejut, kalau mereka satu mobil lagi, bisa-bisa Vera semakin gila. iya, semakin gila menyukai Rasyid maksudnya. Sedangkan Adel hanya bisa mengerutkan keningnya, sangat aneh sekali dengan sikap Rasyid.

"Ver, jantung lo aman?" tanya Adel.

"Doain aja." lirih Vera.

"Yaudah, semangat."

Vera pun berjalan lemas, kepalanya terus menggeleng. niat ingin menghindari Rasyid, justru malah jadi seperti ini. menyebalkan, tetapi juga menyenangkan. ah sudahlah, Vera juga bingung.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang