***
Sekarang pukul sudah menunjukkan 5 sore. Bel pulang juga sudah berbunyi sedaritadi, sebagian murid juga sudah pergi ke rumah nya masing-masing dan ada sebagian murid juga yang masih ada di sekolah karena alesan mereka tersendiri.
Begitupula juga Adel yang sekarang tengah mengobrol kepada seorang pemuda berbadan tinggi yang bernama Feri anak kelas 12 jurusan ips 1. Juga mereka baru saja mengobrol sekitar 1 menit yang lalu.
"Nanti lo tinggal salin aja tulisan nya ke laptop, kalau udah selesai tinggal pencet save terus kirim ke gue," ucap Feri seraya tersenyum tipis dengan satu tangan memegang sebuah kertas lembar berwarna putih.
Adel mengangguk. "Oke, gue akan kerjain nanti malam."
"Btw Del, lo kok nggak pulang bareng Vera? Padahal lo sama dia sahabatan."
"Emangnya kalau sahabat harus wajib banget pulang bareng?" Adel terkekeh pelan. "Lagian gue sengaja nggak pulang bareng dia biar nggak ngerepotin."
"Haha gitu ya," jawabnya. "Terus sekarang lo balik sama siapa?"
"Sama--"
"Kalau lo nggak bawa mobil, pulang bareng gue aja."
"Makasih atas tawaran nya. Tapi sorry gue bisa pulang sendiri dan lagipula juga udah ada seseorang yang nunggu gue." tolak Adel.
"Ah? Its okay."
Adel mengangguk sebagai jawaban.
Sedangkan disisi lain sudah ada pemuda yang sedang berjalan menyusuri koridor sekolah dengan pandangan mata yang sepertinya sedang mencari seseorang.
Siapa lagi kalau bukan Arkan. Arkan terus mendengus sebal karena sedari tadi tidak bisa menemukan gadisnya itu.
Sampai akhirnya langkah Arkan terhenti saat melihat Adel tengah berbincang dengan pemuda lain. Matanya memicing tajam, bahkan Arkan juga menggertakan giginya karena kesal. Jujur, Arkan sangat cemburu sekarang.
"Awas lo ya Del, berani-beraninya deket sama cowok lagi." gumam nya yang langsung berjalan menghampiri mereka.
Dan pemuda itu atau lebih tepatnya Feri, ketika dia ingin menepuk bahu Adel sebagai tanda pamit nya karena ingin pulang terlebih dahulu, tiba-tiba saja semua itu terhenti karena tangan Feri sudah di tepis duluan oleh seseorang.
"Kalau mau pergi tinggal pergi aja, nggak usah megang," kata Arkan secara tiba-tiba datang begitu saja.
Spontan kedua nya terkejut melihat kedatangan Arkan. Terlebih lagi Feri, dia sudah di tatap tajam duluan oleh Arkan.
"Lo?" beo Feri.
Arkan tidak menanggapi, dia malah beralih menatap ke arah Adel dengan tatapan tajam nya. "Udah gue bilang jangan pernah deket-deket sama cowok lagi," ucapnya penuh penekanan.
"Gue nggak deket kok, tadi tuh cuma lagi bahas tugas aja," jawab Adel jujur.
"Bahas tugas? Bukannya lo beda jurusan?"
Adel melongo, bagaimana bisa Arkan tahu? Dan dari sikap Arkan, Adel sangat bingung. Sebenarnya apa yang telah terjadi kepada pemuda itu sampai terlihat begitu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...