Bab 18

8.1K 779 29
                                    

***

Pagi ini seorang Pria yang memakai seragam sekolah dengan dua atas kancing yang terbuka, wajah yang penuh lebam, rambutnya yang acak-acakan dengan tatapan sipitnya yang begitu tajam. Dia adalah Darka.

Lelaki itu sedang berdiri didekat parkiran motor bersama ketiga temannya. Dia sedang berkumpul untuk merencanakan sesuatu buat menjebak Arkan, Pemuda songong yang berani mengambil sesuatu yang ingin dia miliki.

"Dar, lo seriusan mau buat Tali Permusuhan sama Birawa?" tanya Rizky.

Darka hanya mengangguk.

Mereka bertiga saling menatap satu sama lain. Melawan Birawa itu cukup sulit menurut mereka, karena kan tahu sendiri Birawa itu sekuat apa nyalinya, apalagi Ketuanya, tidak segan-segan untuk membunuh orang.

"Tapi menurut gue ini terlalu berat, lo kan tahu sendiri Dar ketua nya itu seseram apa," ucap Rizky lagi.

Darka menghela nafasnya kasar dan menatap Rizky dengan tajam. "Bagaimana reaksi lo jika sesuatu yang ingin lo milikin, tiba-tiba diambil begitu aja sama orang lain?"

Rizky langsung terdiam. Sebenarnya ini bukanlah hal pertama kalinya, sebelumnya Darka juga sempat melakukan hal nekat kepada wanita yang dulu dia incar. Darka itu orang yang memiliki sikap keras kepala, egois dan harus mendapatkan sesuatu yang memang dia harus dapatkan.

"Terus bagaimana caranya kita buat ngusik Birawa?"

"Gue nggak mau pakai cara lembut, nanti malam kita langsung serbu aja Markasnya," jawab Darka.

"Emang nggak terlalu membahayakan?" tanya Harun mulai buka suara.

"Lo denger nih ya. Nggak ada kata Bahaya atau takut bagi Geng Victor. Selama ini Victor selalu mengalahkan Geng siapapun tanpa Gagal kan?"

"Ya gue tahu. Tapi masalahnya yang pengin kita hadepin sekarang tuh Birawa, satu-satunya Geng paling menakutkan di Jakarta. Apalagi, lo tahu kan Bokap nya Arkan itu seperti apa? Kejam banget, sama kayak anaknya," jelas Harun.

"Gue nggak perduli, seseram apapun dia gue akan tetap mengusiknya sampai dia menyerahkan Adel buat gue." jedanya sambil berkacak pinggang. "Udah deh mending lo semua nggak usah banyak ngebantah, ikutin aja apa yang gue suruh. Kalau lo semua ngebantah terus, mending keluar dari Geng Victor." sambungnya yang langsung berjalan meninggalkan mereka.

Ketiga nya hanya terdiam sejenak sembari melihat kepergian Darka. Mereka bisa saja membantah perkataan Darka, tetapi jika mereka melakukan itu bisa-bisa Darka langsung menyiksanya tanpa ampun.

"Lo berani ngadepin Birawa?" tanya Zaky dengan wajah takut.

Mereka berdua hanya mengangkat bahunya. "Gapapa, jalanin aja apa yang dikatakan Darka. Kalau emang Victor kalah sama Birawa, yaudah gapapa. Lagi pula ini kesalahan Darka sendiri yang terlalu nekat," kata Rizky.

"Lo yakin nggak kalau Darka bakal mati di tangan Arkan?"

"Nggak tahu. Gue kurang bisa menebak, karena kekuatan mereka berdua sama-sama kuat walaupun menurut pandangan gue, Arkan jagonya."

"Yaudah lah nanti aja kita bahas ini, mending kita kekelas aja." ajak Harun yang langsung berjalan duluan dan kemudian disusuli oleh Rizky dan Zaky.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang