***
Malam ini Adel baru saja kembali datang kerumah sakit. Tadi sore dia sempat pulang kerumah untuk mandi dan berganti baju, lalu pas selesai solat magrib Adel kembali bersiap-siap untuk kembali kerumah sakit.
Hari-hari sebelumnya, Adel selalu bosan dirumah tanpa tahu ingin berbuat apapun. Namun sekarang, dirinya malah sibuk untuk bolak-balik kerumah sakit hanya karena Arkan, dan sepertinya kini kehidupan akan mulai berubah perlahan karena pemuda itu.
Adel duduk di kursi berhadapan dengan Arkan. Wajah pemuda itu masih sedikit pucat namun tetap ganteng. Arkan menatap Adel tanpa ekspresi, dan cukup lama mereka berdua terdiam akhirnya salah satu ada yang membuat suara.
"Del, lo tahu nggak?" tanya Arkan mulai membuka pembicaraan.
"Nggak," jawab Adel.
"Sama, gue juga nggak tahu."
"Nggak jelas."
"Emang."
"Pasti karena nggak ada topik."
"Ada."
"Mana?"
"Dirumahnya." ralat Arkan.
Adel memutar bola matanya malas. "Nggak lucu, Kan."
"Emang. Kan nggak ada yang ngelawak."
"Kalau orang bilang nggak lucu bukan berarti juga ada yang ngelawak," kata Adel.
"Terus?"
"Nabrak."
"Nabrak kemana?" tanya Arkan berpura-pura bodoh.
"Kedalem."
"Nabrak ke hati lo aja, boleh nggak?"
"Ck, Ketua Geng serem kayak lo itu nggak cocok buat ngegombal."
"Makanya itu gue belajar," kata Arkan.
"Belajar apa?"
"Bikin lo bahagia."
"Gue udah bahagia kok."
"Kapan?"
"Eum... Sekarang?"
"Bahagia karena udah jadi pacar gue?" goda Arkan seraya tersenyum tipis.
"Nggak juga."
"Massa."
"Iya."
Perlahan satu tangan Arkan mengusap lembut kepala Adel. "Tidur sana."
"Nggak ngantuk," jawab Adel.
"Mau di tidurin?"
"Idih, mesum!"
"Lah siapa yang mesum?" Arkan berbalik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...