***
Hari sudah siang, matahari berpancar begitu terang dan menyengat. Suara bising kendaraan dari jalan raya yang begitu berisik membuat suasana siang ini menjadi seperti sangat panas sekali.
Dan Gadis berambut keriting atau lebih tepatnya Vanya yang baru saja sampai di perkarangan rumahnya dengan mobil lamborghini berwarna hitam, sejenak dia terdiam di mobil nya. Perasaan yang penuh takut benar-benar menguasai dirinya, bahkan tangannya terus gemetar dan keringat mengucur dari keningnya.
Satu tangan nya memegang ponsel yang berisi sosial media. Disana sudah foto mukanya dengan Darka dan juga beberapa tulisan panjang seperti sebuah pengungkapan. Dibawahnya sudah banyak ratusan ribu komentar dari netizen.
Hujatan, cacian, hinaan, dan juga sumpahan sudah tertera banyak sekali di postingan itu.
Dan cukup lama Vanya terdiam didalam mobil, akhirnya dia memberanikan diri untuk keluar. Dia menghela nafasnya panjang sebelum masuk, setelah itu baru lah kaki nya melangkah masuk kedalam rumah mewah yang berwarna cat kuning.
Sesampai didalam.
Vanya berhenti sembari memegang jantungnya yang berdegup begitu kencang. Dia terus berjalan sampai akhirnya dia berhenti diruang tamu.
"Nah ini dia!" seorang pria paruh baya yang memakai setelan jas berwarna hitam pekat, rambut hitam dengan sedikit beberapa uban yang menumbuh. "Dasar anak kurang ajar! Murahan dan tidak tahu malu!!"
Vanya menunduk. "P-papi..."
"Nggak usah nyebut saya dengan sebutan 'Papi'! Kamu sudah merusak nama baik saya, dan kamu sudah membuat nama keluarga Atmajaya menjadi kotor!!"
"A-aku---"
"AKU APA?! KENAPA KAMU TEGA BERBUAT SEPERTI INI, VANYA?!" pekiknya. "KAMU WANITA, DERAJAT KAMU TINGGI DAN KENAPA KAMU BISA-BISANYA NGASIH KEPERAWANAN KAMU SAMA COWOK BRENGSEK?!!"
"KAMU BENAR-BENAR ANAK MURAHAN! SELAMA INI SAYA SELALU MEMANJAKAN KAMU, MENURUTI SEMUA APA YANG KAMU MAU BAHKAN MELINDUNGI KAMU VANYA, TAPI DENGAN TEGANYA--" Pria paruh baya itu mengusap wajahnya dengan gusar kemudian berjalan mendekati anaknya.
PLAK
Tamparan yang sangat keras langsung melayang ke pipi Vanya. Rasanya sakit dan panas, ini pertama kalinya Vanya di tampar oleh Ayahnya.
"Dasar Jalang! Kamu benar-benar memalukan semuanya, kamu merusak nama baik saya dan nama baik sekolah saya!! Kamu tidak pantas lagi menjadi keluarga Atmaya, kamu benar-benar sangat sampah, Vanya Saraswati!" bentaknya.
Vanya menangis. "A-aku minta maaf Pi aku bener-bener nyesel, aku--"
"Berisik! Saya tidak mau mendengar apapun yang kamu katakan lagi!" jedanya sambil mendekatkan wajahnya ke arah Vanya yang sedaritadi menunduk sambil menangis. "Mulai hari ini, kamu pergi dari rumah saya. Kemasi semua barang-barang kamu dan saya akan memindahkan kamu ke Bandung! Kamu hidup sendiri disana tanpa meminta bantuan dari saya!!"
Mendengar itu Vanya langsung mendongak dengan tatapan yang begitu kaget. "E-enggak! Aku nggak mau kesana Pi, aku nggak mau jadi gembel! Kalau aku disana lalu siapa yang akan ngurusin aku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...