Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.
***
Vera yang saat ini sedang berjalan melewati koridor sekolah sembari memakan cemilan keripik singkong dengan mood yang sangat bagus. Walaupun tidak ada Adel, tidak apa dia sendiri disini, dan sebenarnya banyak teman yang mengajaknya untuk bergabung, namun Vera menolak. Lebih baik dia bergabung bersama Adel dibanding mereka dan lebih baik juga dia sendiri ketika tidak ada Adel dibandingkan bergabung dengan mereka semua.
Namun, tiba-tiba saja langkah Adel terhenti, jantungnya berdegup begitu kencang dan nafasnya langsung gelagapan karena Arkan yang sedang berjalan menghampirinya.
"Dimana dia?" tanya Arkan dengan tatapan datar.
"L-lo lagi," jawab Vera terbata-bata.
"Dimana dia?"
"A-adel maksud lo?" bukannya menjawab Arkan malah terus menatap Vera dengan tajam membuat gadis itu paham akan sorot matanya itu. "D-dia nggak masuk." sambungnya.
"Kenapa?" tanya Arkan.
"Di skors, karena buat ulah sama--"
"Oke."
Arkan kembali melanjutkan jalannya tanpa mau mendengar lanjutkan ucapan Vera. Vera langsung membuang nafasnya ketika Pemuda itu sudah pergi.
Astaga. Dirinya hampir tidak bisa bernafas karena Arkan. Auranya itu benar-benar dingin sehingga membuatnya gugup dan takut saat berhadapan dengannya.
"Gila ya tuh cowok, bikin jantung gue mau copot aja tau nggak," ucap Vera pada dirinya sendiri. "Lagian dia ngapain coba nyariin Adel terus? Apa ada sesuatu di antara mereka?" sambungnya dengan wajah berfikir.
"Mungkin tentang pertengkaran? Adel kan kalau setiap ketemu Arkan, pasti selalu aja berantem. Ah, bodoamat. Gue harus tanya semua ini ke Adel!"
Ketika Vera membalikkan tubuhnya ke belakang dengan tiba-tiba dia langsung terhuyung ke belakang dengan sendirinya karena melihat Rasyid yang ada didepannya tanpa ekspresi.
"R-rasyid," ucapnya dengan nafas terengah-engah.
"Kenapa?" tanya Rasyid dengan memasang wajahnya datar dan tajam.
"E-enggak."
"Takut?"
Kedua alis Vera langsung terangkat karena terkejut pas mendengar perkataan Rasyid. "Enggak kok!"
"Oke."
Kemudian Rasyid kembali berjalan meninggalkan Vera dengan ekspresi terkejut saat melihatnya.
Sumpah, Vera ingin berteriak sekeras mungkin karena hari ini dia berhadapan dengan dua Pria yang sangat-sangat dingin disekolah ini. Ia tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi kepadanya.
"Astagfirullahaladzim, kenapa hari ini gue berhadapan sama dua cowok dingin sekaligus?!" ucapnya dengan wajah yang sangat terkejut.
"Gila gila! Mimpi apa gue semalem sampai bisa berhadapan dengan dia? Yaallah jantung gue bakalan mau copot beneran kalau gini caranya mah." Vera memegang dadanya sambil memikirkan kejadian itu. "Mana tadi Rasyid mukanya kayak muka-muka pengen ngebunuh lagi, ih ya amplop serem pisan kalau di inget." sambungnya yang langsung berlari sangat kencang.
Dan disisi lain, seorang gadis berambut pendek dengan gigi gingsul nya yang sangat manis. Gadis itu adalah, Hania. Anak kelas 12 ipa 2. Hania yang dikenal sebagai gadis populer di sekolah ini karena kecantikannya yang berada di level atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...