Bab 43

5.4K 578 56
                                    

jangan lupa untuk klik tombol vote sebelum membaca💜

***

Setelah perdebatan tadi selesai, Adel berjalan keluar dari ruangan Akbar. Adel tidak mengatakan sepatah kata apapun kepada Arkan, bahkan untuk mengatakan maaf pun tidak. bukannya Adel tidak mau, dia masih butuh untuk menenangkan fikiran nya terlebih dahulu. karena kalau dia memaksa untuk berbicara kepada Arkan disaat fikiran nya masih kacau, yang ada malah menambah masalah.

Jadi, Adel memilih untuk pergi dari hadapan mereka semua. dan kini Adel berada di kantin rumah sakit, sedaritadi Adel ingin mengambil susu ultra rasa fullcream, namun tidak sampai karena ketinggian.

Matanya menatap kanan kiri, berharap ada seseorang untuk Adel meminta tolong. namun tetap tidak ada satupun yang datang, wajar sih, karena memang sekarang sudah cukup malam. jadi para pasien dan juga orang-orang yang lainnya sudah tidur.

"Mba kasirnya kemana, ya? dia nggak mau nolongin gue apa?" ucap Adel diakhiri decakan pelan.

"Ambil pake apa ya?"

Adel terdiam sembari memikirkan cara. sampai akhirnya Adel tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Arkan. membuat Adel gugup.

"Mau ambil apa?" tanya Arkan, sebelum menghampiri Adel, dia sudah dulu mendengar ucapannya.

"Susu ultra rasa fullcream yang ada di atas sana," jawab Adel to the point.

"Bentar."

Arkan melangkah maju, dan mengambil minuman yang Adel inginkan. jangan tanyakan lagi seberapa dekatnya jarak mereka berdua disaat Arkan sedang mengambil minuman tersebut.

Bahkan Adel sampai menahan nafasnya ketika tubuh Arkan sangat dekat.

"Nih." Arkan menyodorkan minuman susu itu kepada Adel dan Adel menerima nya dengan pandangan menunduk. "masih suka banget sama minuman itu?"

Adel mengangguk pelan. "masih."

"Mau gue beliin sekardus?"

Dengan cepat Adel mendongak, tatapan nya cukup terkejut.

"Enggak, makasih."

Arkan hanya mengangguk saja, mendadak canggung. di tambah mereka berdua baru saja bertengkar saat siang tadi.

"Mau pulang jam berapa?" tanya Arkan, berusaha untuk tidak canggung.

"Niatnya nggak mau pulang," jawab Adel.

"Lo harus pulang. tubuh dan fikiran lo itu butuh istirahat."

"Kalau gue pulang, Akbar gimana?"

"Bokap gue uda nyuruh beberapa bodyguard nya buat menjaga Akbar, jadi lo nggak perlu khawatir."

Mendengar hal itu Adel terkejut. "itu terlalu merepotkan lo, Arkan."

"Nggak merepotkan. Bokap gue sengaja melakukan itu sebagai rasa bersalah nya."

Ingin sekali Adel mengucapkan kata maaf, namun masih sulit. rasa nya gengsi, mungkin Adel akan meminta maaf nanti, dan tidak sekarang.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang