Bab 30

8.1K 813 82
                                    

***

Pukul sudah menunjukkan pukul 5 sore, seluruh murid Sriguna juga sudah berlarian keluar dari kelasnya masing-masing. Semuanya saling berbisik-bisik karena kejadian saat istirahat tadi, kejadian yang cukup membuat seisi sekolah terkejut.

Bagaimana tidak, semua nya baru tahu jika kehidupan seorang gadis yang cukup bar-bar disekolah ini ternyata cukup menyedihkan. Ada beberapa murid yang memaklumi sikap Adel selama ini yang selalu membuat masalah, mungkin karena semua itu akibat dari kehidupannya.

Namun ada juga yang menghujat dan mencaci maki. Menganggap Adel murahan, pelacur dan sebagai lainnya. Bahkan postingan Adel juga dipenuhi dengan beberapa hujatan dan sebagian mendukung.

Oke, lupakan itu. Sekarang beralih ke satu gadis yang sedang berjalan menuju parkiran atau lebih tepatnya adalah Vera. Malam ini Vera berniat ingin ke rumah Adel untuk menghibur gadis itu agar tidak sedih lagi.

Namun, saat di pertengahan jalan langkah Vera terhenti karena ada seseorang yang menabrak punggung nya dari belakang, sontak Vera terkejut.

"Eh?!" Vera terdiam dan menatap lurus ke depan. Matanya melotot kaget saat melihat siapa orang itu. "R-rasyid?!"

"Pulang sama siapa?" tanya Rasyid dengan ekspresi datar. Sore ini Rasyid memakai seragam sekolah yang dimana depannya itu dilapisi jaket berwarna silver.

"S-sendiri," jawab Vera gugup, jujur jantungnya berdegup sangat kencang sekarang.

"Mau bareng?"

Spontan Vera kaget. "Hah!?"

"Jawab aja."

"T-tapi gue bawa mobil sendiri..."

"Yaudah."

"O-oke..."

Vera kembali berjalan saat Rasyid terdiam tanpa menjawab ucapannya lagi. Saat Vera baru melangkahkan kakinya dua kali sembari mengeluarkan kunci mobilnya dari tas nya, dan tiba-tiba saja mata Vera langsung membelalak kaget.

Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Rasyid merampas kunci mobil nya secepat kilat. Mulut Vera bahkan ikut tercengang melihat nya, Rasyid sungguh aneh menurutnya.

"Lo ngapain rebut kunci mobil gue?" tanya Vera heran.

"Pulang bareng," jawabnya cuek sembari berjalan mendahului Vera. Dia menekan kunci nya dan salah satu mobil berwarna merah menyala.

"Eh lo mau ngapain Rasyid!? Lo mau nyolong mobil gue ya!?" teriak Vera yang langsung berlari menyusuli pemuda aneh itu.

Dan sekarang mereka saling berhadapan, Vera langsung mencegah tangan Rasyid saat pemuda itu ingin membuka pintu mobilnya tanpa izin.

"Jawab gue, lo mau ngapain?" tanya Vera kesekian kalinya.

"Pulang bareng. Nggak mau?"

"H-hah?"

"Ck, lemot."

Vera berusaha menelan saliva nya dalam-dalam. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Astaga! Vera butuh oksigen, bisa-bisa pemuda itu membuat Vera melayang jauh.

"L-lo barusan ngajak gue--"

"Pertanyaannya satu. Mau nggak?" potong Rasyid, lama-lama dia cukup jengah dengan Vera.

"Mau, tapi--"

"Oke jawaban lo mau."

"Eh!?"

Rasyid langsung membuka pintu mobilnya dan langsung naik begitu saja. Sedangkan Vera, dia masih terdiam paku. Sekali dia mencubit pipi nya, bertanya ini mimpi atau bukan, dan ternyata ini bukan mimpi.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang