***
Hari ini jam pelajaran sudah dimulai dari tadi. Sedangkan Adel, Gadis itu lebih memilih untuk bolos karena dia malas masuk ke pelajaran bahasa inggris yang sangatlah membosankan.
Sekarang Adel sedang berada di kantin. Kantin sangat sepi, karena memang semua murid pada belajar di kelasnya masing-masing.
"Ngantuk." jedanya sambil menguap. "Kalau tidur disini pasti ketahuan Guru, tidur di perpustakaan syaratnya nggak boleh ngiler sedangkan gue yang pastinya bakalan ngiler. Rooftop? Nggak nyaman." sambungnya.
Ah sudahlah, tidak apa jika dirinya tidur dikantin. Jika ketahuan paling hanya di skors atau berdiri di tengah-tengah lapangan.
Namun disaat Adel ingin menangkup wajahnya, tiba-tiba saja sudah ada seseorang mengagetinya dari belakang.
"Bolos terus kerjaan lo." celetuk Arkan yang baru saja datang sambil membawakan minuman dingin. "Minum." suruhnya sambil menyodorkan minuman itu ke Adel.
Sekilas Adel menatap minuman itu dengan ngeri. "Nggak." tolaknya.
"Kenapa?"
"Pastinya minuman itu udah di racunin sama lo!"
Arkan tertawa pelan mendengarnya. "Lo tahu? Banyak orang yang masuk neraka karena sering ngefitnah orang lain."
"Gue nggak fitnah kok!" pekik Adel tidak terima.
"Terus?"
"Kan kenyataan."
"Yaudah, minum." suruh Arkan lagi.
Arkan adalah satu-satunya Pemuda tukang maksa. Padahal dulunya Arkan Pemuda yang sangat dingin sekali, namun kenapa sekarang berubah? Mungkin memang sikap manusia akan sering berubah-ubah sesuka hatinya.
"Kan, gue tahu banget kalau lo udah campurin minuman ini pakai Racun," kata Adel.
"Apa perlu minuman ini gue minum, sebagai tanda bukti?"
Adel mengangguk. "Iya, coba minum. Pasti lima detik langsung mati."
"Oke, gue akan buktiin."
Arkan membuka tutup botol minuman tersebut kemudian meneguknya hanya sekali, lalu menaruh kembali minuman tersebut di depan wajah Adel.
Namun tiba-tiba saja Arkan langsung memegang kepalanya dan merubah raut wajahnya menjadi orang yang seperti kesakitan.
"A-aduh Del kepala gue kok tiba-tiba sakit sih..." ringis Arkan berpura-pura.
"Hah?!"
"Iya, kepala gue sakit... Aduh..."
Dan tiba-tiba juga Arkan langsung terpingsan di atas meja dengan mata terpejam. Hal itu membuat Adel melongo kaget. Tuh kan. Pasti karena minuman ini.
"Tuh kan, gue bilang juga apa! Bego sih lo, lo yang ngeracunin lo sendiri yang keracunan," kata Adel mulai panik. "Kan.. Bangun dong... Jangan mati ih!" sambungnya.
Arkan tetap diam tanpa mau membuka matanya sedikitpun.
"Arkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...