Kata pepatah, hal yang sulit dilakukan manusia itu cuma dua. Minta maaf dan Terimakasih. Banyak orang yang sulit mengatakan Minta maaf ketika salah, dan mengucapkan Terimakasih ketika sudah dibantu.
...
Sore ini sudah saatnya sekolah elit Swasta Sriguna akan meninggalkan kelasnya masing-masing untuk berkeluaran menuju arah gerbang sekolah. Sebagian dari mereka ada yang dijemput, pulang bareng bersama pacar atau temen dan ada juga sebagian dari mereka naik angkutan umum.
Berbeda dengan Adel yang masih didalam kelasnya karena baru saja selesai mengerjakan tugas Pr nya yang belum dia kerjakan kemarin untuk dikumpulkan hari ini tadi sebelum pulang sekolah.
Dia merapihkan semua alat tulis dan buku-bukunya kemudian memasukan nya kedalam tas berwarna abu-abu gelap.
Setelah selesai, Adel berjalan keluar kelasnya. Diluar sudah sangat sepi dan sunyi, semua murid sepertinya sudah pulang semua dan kini tinggal dirinya saja.
Dan tiba-tiba saja disaat Adel sedang berjalan menuju gerbang sekolah, tidak sengaja dia menangkap ada seseorang dengan penutup topeng berwarna hitam yang sedang mengambil sebuah batu untuk dilemparkan kearah seseorang.
Adel mengikuti arah jari orang itu sebelum orang itu melempar batunya. Dan betapa terkejutnya Adel ketika melihat disana sudah ada Arkan yang sedang berdiri tanpa tahu kalau ada seseorang yang ingin melempar sesuatu.
Dengan gesit Adel langsung berlari sangat kencang sebelum batu itu terlempar ke kepala Arkan. Dan ternyata...
Peltak
Batu itu justru terlempar mengenai kening Adel sehingga mengeluarkan cairan merah kental yang membuat Adel langsung meringis pelan.
Sedangkan Arkan, pemuda itu terjatuh kebawah bersama Adel dengan posisi Arkan dibawah dan Adel berada diatasnya. Mereka bisa terjatuh karena Adel langsung menarik tubuh Arkan bersamaan saat batu itu terlempar ke arahnya.
Arkan sangat terkejut luar biasa saat didepannya sudah ada gadis gila yang dari kemarin selalu mengusik kehidupannya.
"Apa yang lo lakuin?!" pekik Arkan yang langsung mendorong bahu Adel ke belakang. "Berani lo nyentuh gue?!" sambungnya dengan suara tinggi dan tegas.
Adel berdecak pelan seraya mengelap darah yang ada dikeningnya. "Eh cowok gila! Barusan gue nolongin lo karena ada orang yang mau ngelempar lo pake batu!" ucapnya.
Seketika Arkan kaget mendengar jawaban dari Adel. dia langsung menatap kearah depan dan benar saja disana sudah ada seorang pemuda yang sedang kabur setelah melakukan aksi nya yang gagal.
"Sial." umpat Arkan dan beralih menatap kearah Adel. "Gue nggak butuh pertolongan lo." ketusnya.
"Dasar gila! Bukannya bilang makasih udah ditolongin, ini malah marah-marah nggak jelas."
"Yang nyuruh lo buat nolongin gue siapa?"
Demi apapun Adel jengah melihat sikap Arkan yang benar-benar tidak punya hati nurani. Apakah sulit sekali buat Arkan cuma berkata 'terimakasih'? Atau memang pemuda itu tidak pernah bilang terimakasih kepada orang yang pernah menolongnya?
Ade langsung bangun sambil menatap pemuda itu dengan tajam. "Iya, emang nggak ada yang nyuruh gue buat nolongin lo! Tapi seenggaknya lo bilang terimakasih sama orang yang udah berusaha buat nolongin lo tadi!" pekiknya.
Arkan tersenyum miring mendengarnya. "Jangan harap gue bilang hal itu sama cewek kayak lo."
Dan setelah mengatakan itu, Arkan langsung bangun dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan Adel. Namun baru beberapa langkah dia berjalan, Adel sudah dulu mengatakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...