Bab 47

4.6K 491 18
                                    

***

Sekarang seluruh anggota Birawa yang dimulai dari pasukan inti dan juga anggota biasa sudah berkumpul di rumah Edo. suasana nya benar-benar ramai, acara ulang tahun iya di hadiri oleh beberapa gadis cantik dan juga cowok tampan. tidak lupa juga bahwa Bara selaku ayah kandung Edo mengundang teman-teman nya dulu.

"Happy birthday Do, semoga otak lo makin cerdas," ucap Akbar, pemuda itu sudah cukup pulihan dari 3 hari yang lalu. kondisi nya sudah bisa dikatakan membaik, meskipun luka tembak nya tidak sepenuhnya pulih, setidaknya tubuhnya sudah mulai stabil.

"Yaampun gue terharu banget, padahal luka lo masih belum sembuh tapi udah sempetin waktu buat dateng. thanks, lo emang teman terbaik gue," jawab Edo yang langsung merangkul bahu Akbar.

"Sorry, gue nggak menganggap lo teman. gue kesini cuma ngarah makanan aja, nggak lebih."

"Sialan!"

Edo mendorong bahu Akbar sehingga pemuda itu melangkah mundur, membuat Akbar berdecak kesal. "Pelan-pelan, Anjing! luka gue masih belum sembuh, bodoh!"

"Maap, sengaja."

"ALFREDO, HAPPY BIRTHDAY TO YOU! SEMOGA PANJANG UMUR DAN SEMOGA MAKIN JELEK, AMIN!" teriak pemuda yang memakai jas berwarna hitam dan jangan lupakan rambut coklat gelapnya yang membuat pemuda itu semakin tampan. yah, siapa lagi kalau bukan Gavin.

Gavin sengaja datang ke acara ulang tahun Edo meskipun pemuda itu tidak mengundangnya. tidak perduli Edo akan marah atau mengusirnya, yang terpenting Gavin masih ada rasa inisiatif untuk datang.

"Yaelah biang rusuh dateng, makin kacau deh acara lo Do." celetuk Akbar, dia sudah menyiapkan mental untuk menghadapi dua bocah berisik ini.

"Lo ngapain dateng sih? gue kan nggak ngundang lo," kata Edo tidak suka.

"Do waktu itu kan gue pernah bilang, meskipun gue nggak di undang, gue bakalan tetep dateng. setia banget kan gue jadi temen lo?" jelas Gavin. "udah lo santai aja, walaupun lo songong sama gue, gue tetap menganggap lo temen disaat temen-temen lo nggak menganggap lo ada."

"Lebih baik gue nggak punya temen, dibanding harus temenan sama lo, najis!"

"Nih, kado dari gue." Gavin menyodorkan sebuah kado yang berukuran mini kepada Edo. membuat Edo mengerutkan keningnya, bingung. mana bisa ada kado sekecil ini.

"Lo kadoin gue semut rangrang ya?!" tuduh Edo.

"Lebih spesial dari semut rangrang."

Karena penasaran akhirnya pun Edo membuka kado berukuran mini tersebut. setelah terbuka, matanya langsung membelalak kaget bahkan Edo sampai melempar kado tersebut hingga terjatuh ke lantai.

"BANGSAT, KECOA ANJING!!" pekik Edo membuat para tamu yang ada disini menoleh ke arahnya.

Gavin tertawa terbahak-bahak. jebakan nya berhasil, dia tertawa sangat puas melihat ketakutan Edo saat melihat kecoa. sebenarnya itu bukanlah Kecoa sungguhan, melainkan hanya mainan.

Namun meski begitu, Edo tetap takut. sekarang Edo menatap sangat tajam ke arah Gavin.

"Gimana, bagus kan kado nya?" tanya Gavin yang masih tidak bisa berhenti tertawa.

"Bagus pala lo sempak! mending lo out aja deh dari sini, gih pergi sana! gue bener-bener nggak menerima tamu yang nggak diundang seperti lo!" jawab Edo tak santai.

"Udah, cukup!" lerai Akbar. "Do, lo nggak malu apa diliatin banyak orang sekarang? dan lo juga Vin, stop jahilin Edo. kelakuan lo berdua bikin gue makin pusing." sambungnya.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang