***
Baru saja Adel sampai di ruangan ICU, langkahnya sudah terhenti. bukan karena ada seseorang yang mencegahnya, melainkan karena pemuda berjaket silver yang tengah berdiri, pemuda itu menatap Adel dengan tatapan kaget.
Sedangkan Adel hanya menampilkan wajah biasa, tidak kaget sedikitpun.
"Arkan," ucap Adel pelan.
Arkan masih terkejut dengan kedatangan Adel yang secara tiba-tiba. "lo ngapain disini?"
Arkan berjalan menghampiri gadisnya. memegang lengan gadis itu, tanpa cengkraman sedikitpun.
"Gue harus bertemu Akbar." jujur Adel.
"Apa?"
"Sorry Kan gue nggak ada waktu lagi, gue harus lihat keadaan Akbar sekarang."
Adel menepis pelan tangan Arkan, disaat Adel ingin melangkah, Arkan sudah menahan kembali pergelangan tangannya.
Tatapan Arkan sangat dingin sekarang. seolah-olah dia tidak suka Adel datang kesini hanya karena Akbar. memangnya siapa Akbar sampai perlu di datangi oleh gadisnya seperti ini?
"Buat apa?" tanya Arkan, suaranya lebih berat.
"Tentu saja buat lihat keadaan dia sekarang."
"Siapa yang memberi tau lo ini semua?"
"Gavin."
Seketika dahi Arkan mengerut bingung. nama yang tidak familiar di telinganya, sampai akhirnya Arkan pun teringat dengan nama itu.
"Untuk apa cowok itu memberi tau ini semua sama lo? memang nya penting?"
"Jelas penting lah!"
Jawaban Adel begitu menohok. emosi Arkan mendadak menaik saat ini juga.
"Gue nggak akan izinin lo buat ketemu dia," kata Arkan penuh penekanan.
"Lo siapa ngatur-ngatur gue?"
"Del..."
"Ini hak gue. gue yang berhak untuk menentukan semuanya."
"ADEL!!"
Rahang Arkan sudah mengeras, mukanya pun juga memerah. amarah yang sedaritadi Arkan tahan sekarang mulai memuncak, dia tidak bisa menahannya lagi sekarang.
Adel tersenyum penuh arti. "memangnya salah seorang adik menjenguk kakak nya yang lagi sakit?"
Deg. Arkan mendadak terdiam saat mendengar penuturan dari Adel. tunggu, apa maksud dari ucapan nya itu?
"M-maksud lo?" tanya Arkan tidak mengerti.
"Akbar adalah kakak kandung gue."
Semua orang yang ada disini ikut terkejut. penyataan yang sungguh mengejutkan semua para anggota Birawa, termasuk Edo. mulut pria itu menganga sangat lebar, tidak percaya apa yang dikatakan oleh Adel barusan.
Begitupula juga Arkan. mendadak tubuh Arkan menjadi lemas, dahi nya terus berkerut, bahkan Arkan melepaskan tangan nya dari Adel. dia menatap gadis itu lekat-lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [END]
Teen Fiction[Series story of Rajendra family] (Bisa dibaca terpisah) [FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Arkan, Adel adalah pengganggu. Bagi Adel, Arkan adalah pelindung. Arkan yang tidak suka diusik, dan Adel yang suka mengganggu Arkan setiap saat. Saat malam itu A...