12. apa yang paling indah?

11.7K 1.8K 497
                                    

malam ini jisung milih buat nginep di rumah chenle. tadi pagi jake sudah terbang ke bali, kayaknya memang nggak sanggup buat bareng jisung dan chenle sampai tiga minggu ke depan. 

chenle tadi pulang kuliah sore sedangkan jisung baru bisa balik waktu langit sudah gelap. 

"mbak aaaarr!" seru jisung manggil pembantu chenle sambil ngetuk-ngetuk pintu. berisik banget.

pintu di depannya itu kebuka, nampilin pembantu chenle, "enten bel niku gunane nopo?" [ada bel itu gunanya apa?]

"mboten ngertos," jawab jisung sambil nyengir. dia ngulurin tangannya, "salim." [nggak tau]

ajaran bundanya, nggak penting pangkat orang itu kalau lebih tua wajib cium tangan.

"mandi dek, kayak nggak mandi dua hari kamu," kata mbak ar sambil berlalu masuk diikutin jisung di belakangnya.

"nggak usah jujur-jujur atuh mbak," gumam jisung.

"mandi terus turun, makan," perintah mbak ar lagi sebelum belok ke arah dapur.

"oke!" seru jisung sambil lari kecil ke kamar chenle. "leleeee, giovanaaaa. om pulang niiih!" seru jisung sambil masuk ke kamar sahabatnya itu.

"NGGAK USAH RIBUT ITU CHENLE NYA DI BAWAH!"

"galak banget, lagi pms kali ya," gumam jisung. ini anak kalau lagi capek tuh malah ribut. katanya, kalau lagi capek tuh mood down nah biar hilang capeknya itu suasana hati harus senang. mood naik lelah hilang, mantap.

jisung kembali turun ke lantai bawah buat makan malam setelah bersihin badannya. biasanya kalau chenle malam-malam nggak ada di kamar cowok manis itu pasti lagi mainan piano di lantai bawah. healing kata chenle, healing buat dirinya sendiri sama orang rumah.

"chenle udah makan mbak?" tanya jisung ke mbak ar yang lali nyuci piring di dapur.

"udah tadi," jawab mbak ar singkat. jisung cuma ngangguk sekilas kemudian langsung ngambil makan malamnya. cowok jangkung itu makan sendirian di meja makan sedangkan mbak ar sudah masuk ke kamarnya setelah selesai nyuci piring. salah satu keadaan favorit jisung, makan malam dan permainan piano chenle sebagai backsound

selesai makan dan nyuci piringnya, jisung ngehampirin sahabatnya. 

"le," panggil jisung pelan.

"capek?" tanya chenle sambil ngerentangin tangannya. yang ditanya cuma ngangguk kemudian duduk di samping chenle dan ngerengkuh tubuh yang lebih mungil. aneh tapi nyata, chenle nggak begitu manja kalau dia yang capek tapi bakal manja banget kalau jisung yang capek. 

"ayo tidur aja," ajak chenle.

"ya kali masih jam segini tidur," tolak jisung. "ayo main lagi," pinta jisung sambil nepuk-nepuk kepala chenle lembut. 

"mau request?" tanya chenle sambil ngelepas pelukannya.

"bajingan," jawab jisung sambil natap wajah chenle.

"nggak usah mulai," sahut chenle sambil ngelirik jisung tajam. "mana ada lagu judulnya umpatan," lanjut chenle.

"ada, gini lagunya. bund–"

chenle langsung nampol wajah jisung waktu nada pertama keluar dari mulut sahabatnya itu, "BERTAUT TOLOL! BISA-BISANYA JADI BAJINGAN!"

"MAAP! GUSTI, SAKIT ASTAGA!" seru jisung sambil ngelus wajahnya yang jadi korban tampolan chenle. 

"nggak mau ah, ayo ke kamar aja," kata chenle sambil ngejatuhin tubuhnya ke tubuh jisung. 

"hayoooo, mau ngapain di kamaaaar?" goda jisung.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang