dari kemarin chenle pengin banget buat jalan-jalan pagi. cuma di kompleks doang, muter-muter waktu langit masih agak gelap. jadi, minggu ini dia mutusin buat jalan-jalan pagi.
sebenarnya takut buat keluar sendirian apalagi jalanan pasti masih sepi pagi-pagi, tapi kemarin dia sudah izin jisung apa boleh dan sahabatnya ngebolehin. kalau jisung aja ngizinin, dia bakal okay kan?
sekitar jam setengah enam chenle sudah siap keluar dari gerbang.
gumelar🥰🤢🤮
gum, gue jalan ya...|
|iyoo
KOK UDAH BANGUN?!|
NGGAK TIDUR YA?||lagi mau tidur
|udah sana keburu mataharinya naik
|hati²iyaa|
lo sarapan dulu aja deh baru tidur||iya mau ke dapur ini
|enjoy your morning
|happy sunday, have a great day my broyou too|
sleep tight nanti||👍🏻
|kabarin kalo ada apa²
|kabarin kalo udh sampe rmhsiap pak bos|
chenle masukin hapenya setelah mutar musik buat nemanin dia pagi ini.
"kenapa pake tremor," gumam chenle waktu dia lagi ngebuka gerbang rumahnya. "shh, kayak gempa," lanjutnya sambil merhatiin tangannya yang bergetar.
"udah lah ih."
dia ngebalikin tubuhnya kemudian merhatiin jalanan di depan rumahnya.
"chenle!" sapa seseorang. yang dipanggil langsung ngedongakin kepalanya, nyari siapa yang nyapa dia.
"selamat pagi tante," sapa chenle balik. itu tetangga depan rumahnya, lagi siram-siram tanaman di halaman rumah.
"selamat pagi juga, tumben pagi-pagi?"
"iya tante, mau jalan-jalan hehe," jawab chenle ramah. yang nanya ngangguk paham dan chenle balas dengan senyum kecil, "saya duluan ya tante."
"iya dek, hati-hati!"
chenle ngangguk sopan kemudian jalan ke arah kiri ngejauh dari rumahnya.
"gue terakhir jalan-jalan di kompleks kayaknya dulu sama leo deh..." monolog chenle sambil mandang rumah-rumah yang berjejer.
"haiii," sapa chenle ke anjing yang juga lagi jalan-jalan pagi. cowok itu ngangguk ke arah pemilik anjing itu, "mari."
"pengen anjing..." gumam chenle. dia ngedikin bahunya, "besok ultah deh minta papa atau mama atau gumelar atau bunda ayah. ya cuma mereka-mereka yang bisa gue porotin emang."
di jalan chenle ketemu dua sampai tiga orang yang juga lagi ngelakuin kegiatan yang sama kayak dia. wajahnya sih senyum ramah nyapa tetangga kompleks yang nggak semua dia kenal bahkan tau, tapi jantungnya berdetak lebih cepat. cemas-cemas satu dua hal yang mungkin bisa terjadi di minggu paginya. tangannya sudah nggak bergetar sehebat tadi tapi masih bergetar sedikit, takut tetap takut.
sekitar pukul enam lebih sepuluh menit chenle sampai di depan rumahnya. dia nunduk, numpuin kedua tangannya di lututnya.
"selesai. great job, van," gumam chenle sebelum masuk ke dalam halaman rumahnya. dia cuma jalan pelan tapi tetap kayak olahraga. poninya lepek karena keringat yang sedaritadi keluar saking gugupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fudanshi [jichen / chenji] ●
Fiksi Penggemarchenle itu fudanshi dan sering banget masang-masangin jisung sahabatnya sendiri sama teman cowoknya yang lain. padahal nggak tau aja kalau jisung sukanya dipasangin sama chenle. WARN‼️ [ bxb, written in lowercase, local!au, nonbaku, harsh words, hur...