36. sunday talk

5.9K 836 131
                                    

tw // selfharm

sekitar jam tujuh pagi jisung baru bangun. lagi ngumpulin nyawa di kasur tiba-tiba pintu kamar chenle diketuk dari luar.

"masuk kak," balas jisung.

"dek gue pulang duluan ya," kata haechan setelah nyembulin kepalanya ke dalam.

"iya kak," jawab jisung. "eh pintu garasi. bentar," lanjutnya. cowok itu kemudian turun dari kasur buat ngebukain pintu untuk haechan.

"ayo kak," kata jisung setelah nutup pintu kamar chenle.

"masih panas?" tanya haechan.

"belum gue cek, tapi tadi tengah malem panasnya naik," jawab jisung.

"udah minum obat lagi?" tanya haechan lagi.

"udah kak."

nggak ada percakapan lagi setelahnya. jisung ngambil kunci garasi di depan tv kemudian langsung menuju garasi, sedangkan haechan cuma ngikutin jisung dari belakang.

"kok buru-buru ada acara?" tanya jisung sambil ngebukain pintu garasi untuk haechan.

"iya, ada janji gue," jawab haechan. dia masuk ke dalam mobilnya setelah pintu garasi kebuka sempurna.

jisung ngedudukin tubuhnya di teras, "nggak ada yang ketinggalan kan?"

"nggak, udah aman!" seru haechan.

saat mobil haechan sudah keluar dari halaman rumah chenle, jisung jalan ke arah gerbang.

"gue duluan ya jis," pamit haechan.

"iya kak. makasih ya kemarin udah nemenin chenle," balas jisung.

"anytime. gue cabut ya."

"yoi. hati-hati kak!" seru jisung yang dijawab anggukan dari mantan kakak kelasnya itu.

jisung langsung nutup gerbang rumah sahabatnya saat mobil haechan hilang dari pandangan.

"dingin banget," gumam jisung. tangan meluk tubuhnya sendiri untuk ngehangatin tubuh. "lah gue belum pake baju? perasaan malem tadi sebelum tidur gue ambil kaos..." lanjut jisung saat sadar tubuh bagian atasnya nggak ketutup kain sama sekali.

"bangsat!" kaget jisung waktu dia ngebalikin tubuhnya mau masuk ke dalam. chenle sudah berdiri di pintu utama sambil ngegosok-gosok matanya. "kenapa turuun?" tanya jisung sambil ngehampiri sahabatnya. chenle cuma ngegelengin kepala untuk ngerespon pertanyaan jisung.

"sini piggy," tawar jisung. dia nundukin tubuh di depan chenle, nyuruh sahabatnya untuk naik ke punggungnya. cowok yang baru bangun tidur itu langsung ngejatuhin tubuhnya di punggung yang lebih tinggi.

"gum..." panggil chenle.

"apa?" balas jisung. keduanya berlalu ke ruang makan setelah pintu utama ditutup.

"kak haechan kenapa buru-buru?" tanya chenle. dia nempelin pipinya di pundak jisung dan jarinya nusuk-nusuk pipi jisung. pipi sahabatnya tuh kenyel banget walau kurus gitu, enak buat diunyel-unyel.

"ada janji," jawab jisung. "turun," perintah jisung saat mereka sudah sampai ruang makan. chenle langsung nyandarin punggungnya bersamaan ketika pantatnya mendarat di kursi.

"mau sarapan apa?" tanya jisung. tangannya nangkup kedua pipi chenle sekalian ngecek suhu sahabatnya.

"buryam?" saran chenle.

"masih panas," gumam jisung. telapak tangannya pindah nyentuh dahi chenle, "masih pusing?"

chenle ngegelengin kepalanya pelan, "udah nggak."

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang