sekitar jam lima pagi jisung sudah bangun dari tidurnya. setelah ke dapur buat minum dia balik lagi ke kamar kemudian ngebuka gorden yang masih ngehalangi sinar dari luar masuk ke ruangan.
"ssh..." desis jisung ketika chenle gerak nggak nyaman karena pergerakannya.
"gum..." panggil chenle pelan.
"iya, apa?" balas jisung lembut. dia ngerebahin tubuhnya di samping chenle lagi.
"jam berapa?" tanya chenle sambil ndusel ke dada sahabatnya.
jisung noleh ke nakas untuk ngelihat jam, "jaaam lima lebih sepuluh."
"kok udah bangun?" tanya chenle lagi.
"kebangun," jawab jisung. rambut chenle dia usap lembut, "tidur lagi aja."
"hari ini mau ngapain?" tanya chenle.
jisung naruh pipinya di atas kepala chenle, "liat kelinci? mau?"
"hm? terserah aja," jawab chenle pelan.
"iya tidur lagi dulu, nanti gue bangunin," ujar jisung sembari ketawa pelan.
chenle kecup lembut leher jisung, "gue sayang lo."
🏳️🌈
hari ini cerah, cocok buat jalan-jalan. kayak apa yang jisung bilang pagi tadi, mau lihat kelinci.
pukul delapan lebih beberapa menit keduanya sampai di salah satu tempat wisata di magelang. setelah pesan tiket keduanya langsung masuk.
"sejuk banget," ujar chenle. dia nolehin kepala ke arah jisung yang ketinggal di belakang, "guuum!"
"ya," balas jisung. dia masukin hapenya ke kantong kemudian nyusul chenle yang berhenti buat nungguin dia.
"rutenya gimana?" tanya chenle.
"terserah, nanti juga pasti bisa keluar," jawab jisung santai. tangan chenle dia tarik untuk digandeng. kakinya mutusin buat ngelangkah ke arah kanan.
pagi ini nggak banyak pengunjung yang sudah hadir karena hari ini masih masuk hari kerja. bahkan mungkin baru mereka berdua pengunjung yang ada di sana. karena sepi dan sejuknya ngebuat mereka ngerasain nyaman. belum lagi suara serangga yang jadi backsound acara jalan pagi mereka.
"magelang banyak hutannya ya," ujar chenle.
"hutan apaan hutan, anjing," kata jisung dengan nada kesal yang ketara.
"banyak pohonnya!" jawab chenle.
jisung natap sahabatnya sinis, "goblok lo."
"kenapa pohon ada yang nggak ada buahnya?" celetuk chenle nyuekin ujaran sinis sang sahabat.
"takdir," jawab jisung.
chenle ngelirik sekilas sahabatnya kemudian ngayunin kedua tangan mereka, "nggak percaya takdir."
"dih, padahal aku sudah ditakdirkan untukmu," kata jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
fudanshi [jichen / chenji] ●
Fanfictionchenle itu fudanshi dan sering banget masang-masangin jisung sahabatnya sendiri sama teman cowoknya yang lain. padahal nggak tau aja kalau jisung sukanya dipasangin sama chenle. WARN‼️ [ bxb, written in lowercase, local!au, nonbaku, harsh words, hur...