38. dinner

5.2K 757 104
                                    

kemarin jisung berhasil jalan sama sunoo sampai selesai. kemarin rencananya mau nugas setelah pulang, tapi pikirannya berantakan banget dan nggak bisa mikir apa-apa. malam kemarin akhirnya cuma dia habisin buat ngalamun sambil ngerokok, sudah nyerah buat maksa pikirannya fokus ke satu hal.

hari ini mau nggak mau dia harus jalan lagi sama sunoo. benar kata chenle kemarin, dia yang ngeiyain ajakan sunoo dia juga yang harus tanggung jawab sama pilihannya.

malam ini sunoo ngajak untuk makan malam bareng. cuma makan bareng, nggak susah.

"bunda aku pergi!" seru jisung sebelum keluar dari rumah.

"iya!"

jisung ngusap wajahnya kasar sebelum akhirnya makai helm dan ngelajuin motornya ngejauh.

nggak lama jisung sampai di salah satu mal. tadi sunoo bilang dia mau nyari sesuatu habis makan makanya milih makan di mal. cowok itu langsung jalan ke rumah makan yang sudah mereka tentuin tadi.

"malam," sapa jisung sambil duduk di depan adik tingkatnya yang lagi fokus merhatiin hapenya.

"oh, malam kak!" balas sunoo semangat.

"langsung pesan aja?" tawar jisung sembari ngebuka buku menu di depannya.

"hari ini aku yang bayar bill-nya ya kak," ujar sunoo. jisung senyum tipis kemudian ngangguk pelan.

"kak kok pucet banget?" tanya sunoo setelah mereka selesai mesan makan malam mereka.

"ah iya? begadang nugas terus beberapa hari ini," jawab jisung tanpa natap sunoo. dia nyibak poninya canggung.

"jangan lupa istirahat kak. kalau sakit malah kuliahnya nanti berantakan," ujar sunoo.

jisung ngembangin senyum canggungnya. faktanya karena dia overthinking sampai nggak tidur semalaman, makan malam sedikit banget karena mual, dan alasan terbesar kenapa dia lemas adalah sahabatnya. biasanya mual sedikit langsung ngadu ke chenle, pusing sedikit langsung ngadu, apa-apa yang dia rasa nggak nyaman langsung ngadu. sekarang mau gimana ngadunya? orang chenle juga yang jadi penyebabnya.

sembari nunggu pesanan mereka datang, kayak biasa interaksi mereka cuma diisi ocehan dari sunoo dan balasan singkat dari yang lebih tua. kalau boleh bilang topik yang sunoo angkat selalu seru. tapi ingat kenapa sunoo bisa jatuh hati ke dia buat jisung ngurungin niat untuk ngebalas celotehan sunoo sama antusiasnya, nggak kayak dulu.

satu hal yang jadi alasan kenapa akhirnya dia nerima permintaan sunoo ya karena adik tingkatnya itu bilang bakal nyerah kalau kali ini berakhir gagal. jisung pengin cepat-cepat selesai tapi di pertengahan malah jadi kacau.

sahabatnya belum pernah nentang apa yang dia suruh. egois memang, tapi itu yang otak dan hatinya minta. dia takut chenle kenapa-napa. bodoh tapi sudah terlanjur, hidupnya terlalu bergantung sama sahabat manisnya itu. kadang ketika dia khawatir ke chenle sebenarnya jisung nggak sepenuhnya khawatir dengan cowok itu, beberapa persen kekhawatirannya ada di hidup dia sendiri. kalau chenle hancur, dia hancur.

"bodoh," lirih jisung.

"iya kak?" sahut sunoo yang ngerasa dengar ucapan jisung.

"nggak dek. ngomong sendiri," jawab jisung cepat, takut cowok yang lebih muda malah salah paham dengan ucapan lirihnya.

setelahnya sunoo kembali ngoceh dan jisung yang cuma mandang kosong adik tingkatnya. fokus keduanya teralihkan waktu pesanan datang.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang