47. pathetic

5.5K 680 79
                                    

cw // selfharm

kemarin jisung nemanin chenle seharian karena suasana hati sahabatnya yang nggak bisa dibilang baik. sore kemarin mereka juga sudah nyempatin buat ngehabisin waktu di makam leo, random talks sambil nikmatin angin sore.

hari ini mereka juga nggak ada kegiatan apa-apa kayak hari-hari lalu. saking bingungnya mau ngapain jisung akhirnya pulang sebentar buat ambil gitarnya. sedangkan chenle cuma ngalamun di kursi teras sembari nunggu sahabatnya sampai.

"heeeii!" seruan dari jisung di depan gerbang mecah lamunan chenle. cowok itu meringis waktu sadar kalau jarinya daritadi dia gigitin. dia lari kecil ke arah jisung ketika cowok itu selesai markirin mobil dan lagi ngeluarin pengeras suara.

"gendong!" seru chenle sambil lompat ke tubuh sahabatnya.

jisung langsung nopang tubuh chenle pakai satu tangannya yang kosong, "si babi."

"tutup pintunya," perintah jisung ke sahabatnya. chenle langsung nutup pintu mobil jisung pakai kakinya dan langsung jisung kunci. "cium dulu," pinta jisung sebelum jalan masuk ke dalam.

"nggak mau," tolak chenle langsung.

"gue turunin," ancam jisung sambil merosotin sedikit tubuh chenle dari gendongannya.

"iyaa cium!" seru chenle panik. setelahnya dia nyium pipi jisung sambil nekan kepala cowok itu dari belakang.

"goblook sakit!" umpat jisung.

chenle ngelepas ciumannya di pipi jisung karena seruan dari cowok itu, "itu kecupan penuh cinta."

"ya aja," balas jisung malas kemudian mulai ngelangkahin kakinya.

"buku chord gue di kamar lo kan?" tanya jisung tiba.

"kayaknya," jawab chenle singkat. "gue kadang cemburu sama gitar lo," ujar chenle setelahnya.

"lo kan cemburunya ke barang-barang nggak jelas," balas jisung sambil ngedorong pintu kamar chenle pakai bahunya. dia nurunin chenle di sofa dan naruh pengeras suaranya di sebelah keyboard. "permennya udah habis?" tanya jisung.

"iya. kayaknya," jawab chenle ragu.

jisung yang lagi ngerapiin kabel langsung noleh ke sahabatnya, "nggak dicek pasti."

chenle cuma meringis kecil ngerespon perkataan sahabatnya. cowok itu kemudian bangkit berdiri kemudian ngebuka pintu balkon kamarnya.

"panas ya," kata chenle. "gue pengen undercut deh, biar silir," lanjutnya.

"coba aja," balas jisung.

"cocok nggak sih?" tanya chenle sembari ngehampiri sahabatnya.

"cocok cocok aja. dasarnya lo udah ganteng pasti cocok sih," jawab jisung enteng.

chenle meringis geli, "thanks."

"my pleasure," balas jisung setelah ngelirik sahabatnya sekilas.

"jangan digigin lagi, nanti berdarah sakit," ujar jisung ketika sahabatnya ngedudukin tubuh di kursi depan keyboard. "jangan jawab that's the point," kata jisung cepat ketika chenle sudah ngebuka mulutnya-niat ngerespon ujaran jisung.

jisung ngerogoh saku celananya untuk ngambil permen yang seingat dia ada di dalam situ. permen berperisa mint yang dia temuin itu dia buka dan langsung dimasukin ke mulut chenle.

"nggak kenapa-napa kan tadi?" tanya jisung sembari duduk di samping sahabatnya.

"nggak," jawab chenle pelan.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang