49. therapist

4.8K 685 147
                                    

pagi-pagi ini jisung sudah datang di rumah sahabatnya dan langsung lari ke kamar chenle. warna rambutnya baru, kemarin impulsif dia ke salon buat ngecat rambutnya. belum ngasih tau chenle karena nggak dia rencanain sama sekali.

pintu kamar chenle dia buka perlahan, takut-takut yang ada di dalam masih tidur. waktu dia ngejulurin kepalanya masuk, perhatiannya langsung tertuju ke cowok di kasur yang lagi minum.

matanya kebuka lebar natap sang sahabat sementara cowok yang ada di dalam sudah kesedak setelah sadar kalau rambut jisung sudah berubah jauh dari kemarin terakhir mereka ketemu. dari warna hitam jadi warna platinum white.

"kok..." gumam jisung bingung.

"lo apa-apaan bangsat?!" seru chenle setelah naruh gelasnya di nakas.

"ikut-ikut ya lo!" balas jisung. masalahnya ternyata chenle juga ngasih tambahan sedikit warna merah di rambut hitamnya. "buset satu hati banget kita bi," ujarnya.

"mana ada," balas chenle setelah ngedengus pelan. kemudian dia ngulurin kedua tangannya ke arah jisung, "lucuu... gulalii..."

"good morning," sapa jisung setelah tubuhnya direngkuh chenle.

"morning," balas chenle pelan. "kemarin gimana?" tanya cowok itu.

kemarin mereka nggak ketemu karena jisung harus ke rumah sakit untuk konsultasi di psikolog. diagnosa awal yang dia dapat kemarin adalah gangguan kecemasan. jisung bakal konsultasi secara rutin untuk terapi sampai keadaannya bisa dibilang baik.

"baik. like what i said yesterday," jawab jisung.

"are you happy?" tanya chenle.

"definitely. psikolognya baik, gue nggak ngerasa diintimidasi," jelas jisung.

chenle ketawa pelan kemudian ngusak rambut sahabatnya gemas, "great."

"lo kapan ngecatnya?" tanya jisung.

"kemarin sore, mama ke salon buat potong rambut gue ikut sekalian," jawab chenle. "lo kapan?" tanya cowok itu setelahnya.

"habis konsul. i felt a lil bit bad yesterday, just an impulsive action to make my mood better," jawab jisung. dia naik ke atas kasur tanpa ngelepas rengkuhannya di tubuh sang sahabat.

"kenapa?" tanya chenle lagi.

"agak nggak nyaman setelah dapat diagnosa, terus gue cerita masalah gue ke orang lain. bunda juga jadi tau apa yang beliau nggak tau karena harus. bunda juga dikasih saran banyak dari psikolognya," jelas yang lebih muda. "tapi sekarang gue ngerasa nyaman sama apa yang gue lakuin kemarin. ya gue cuma belum terbiasa aja," lanjutnya.

"cuma gangguan kecemasan?" tanya chenle.

"bestie, jangan gitu lah," protes jisung.

chenle ngerutin dahinya, "kan gue cuma tanya..."

"lo seakan-akan kayak, tauk ah. semoga nggak ada yang lain, anjing ah," ujar jisung dengan desahan lelah di akhir.

"gum?" panggil chenle.

"iya?" balas jisung setelah ngedongakin kepalanya.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang