42. someone's special day

6.1K 760 198
                                    

tw // selfharm

hari ini tanggal dua puluh dua november. sudah kehitung hampir empat hari dia nggak ada komunikasi sama sekali sama sahabatnya. terakhir mereka chatting-an itu waktu jisung nanyain keadaan cuma pakai emotikon. chenle ulang tahun tapi nggak ada yang ingat, bahkan yang ulang tahun pun nggak ingat. yang ingat cuma jisung sebenarnya, tapi kan mereka lagi nggak hubungan.

chenle ngelengkungin bibirnya waktu ngobatin luka bekas pukulan jisung kemarin. nggak sakit sih, cuma nyesal kemarin dia nyeplos kayak gitu.

"chenle tolol ah," gumamnya sambil mukul kepalanya sendiri. dia ngehembusin napanya kasar, "kemarin gue mabuk ngoceh apa ya..."

pandangannya kosong natap sticky notes yang dia tempel di meja belajar. jarinya sibuk mainin anxiety ring di jari telunjuknya. dia mukul tangannya sendiri waktu dia malah ngegigitin jari tangan kirinya.

"turun aja deh," gumam chenle sambil bangkit dari duduknya.

cowok itu akhirnya duduk di kursi pianonya. dia mandang partitur yang sejak tiga hari lalu nggak dia masukin ke mapnya. daripada milih buat nekan tuts piano di depannya, chenle milih buat ngambil gitarnya.

tangannya metik senar gitar di pangkuannya. pilihannya jatuh di salah satu lagu dari nadin amizah, paman tua.

kau tunggu matahari
kembali menunggu pagi
siselimuti ilusi
tepat mengakhiri hari

paman tua
berlarian dengan angan di bahunya
berharap cepat sampai tujuannya
bergumam letih menunggu kereta

baru sampai di chorus pertama air matanya sudah turun.

"ravendra jisung gumelar lo anjing banget bangsat," umpat chenle sambil ngusap wajahnya kasar. dia nopang wajahnya di telapak tangan. tangisannya dibiarin menuhin rumah yang cuma terisi sama dirinya.

"anjing babi monyet orang utan," umpat chenle ketika bel rumah tiba-tiba bunyi. dia naruh gitarnya di tempat semula kemudian netralin napasnya. dia lari kecil ke pintu depan tanpa ngehapus air mata di pipinya.

"se–"

sapaannya berhenti setelah sadar siapa yang ada di hadapannya.

"pagi," sapa orang yang tadi nekan bel rumah chenle. dia nutupin separuh tubuhnya pakai boneka besar bentuk babi sampai wajahnya nggak kelihatan sama sekali, tangan kanannya bawa satu buket bunga tulip oranye, sedang tangan yang satu ngebawa satu plastik putih.

"selamat ulang tahun, ini buket bunga dari bang mark. katanya selamat ulang tahun, sehat-sehat terus, if you need some help just call me, cepet baikan sama jisung kasian dia malu kegep nangis kemarin. ini bunganya agak mahal jadi abis diterima langsung diurusin," katanya sambil ngulurin buket bunga di tangan kanannya.

"ji–"

"diem dulu babi. ja ji ja ji mulu lo bangsat," umpat orang itu. "nih diambil buketnya!" serunya. chenle ngedengus pelan kemudian ngambil alih buket bunga dari tangan pemuda jangkung itu.

"ini cakes sama croissant dari kak haechan. katanya selamat ulang tahun sayang, ini lo kepengen belum kesampean beli di sini jadi gue beliin. omong-omong jisung kalau nangis jelek banget ternyata, kemarin malem papasan di halte dia lagi nangis," ujar cowok itu sambil ngulurin plastik putih di tangan kirinya.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang