langit ketutup awan abu pagi ini, mendung. sekitar jam enam pagi jisung sudah meluncur ke rumah chenle. sesak banget di kamar sungchan, mau cepat-cepat pulang. ya gimana nggak sesak, kamar ukuran tiga kali tiga diisi empat orang raksasa semua.
"gue duluan ya!" seru jisung saat keluar dari kamar sungchan.
"hati-hati!" seru tiga orang yang masih belum bangun sepenuhnya. jisung sudah mandi, sudah wangi, sudah ganteng, yang tiga masih ileran.
sampe rumah chenle, jisung langsung nyelonong masuk ke dalam rumah soalnya kebuka semua. rumah chenle sudah kayak rumahnya sendiri jadi nggak susah akses buat masuk.
"jis!" panggil seseorang waktu jisung baru mau naik ke kamar chenle.
"loh eh mama," gumam jisung sembari jalan ke arah wanita paruh baya yang lagi duduk di depan tv.
"sampenya malem atau baru tadi?" tanya jisung setelah cium tangan mama.
"tadi pagi," jawab mama sambil nepuk ruang kosong di sebelahnya. "kok bawa ransel sama pake kemeja?" tanya mama.
"habis dari temen ma, nginep tadi malem," jawab jisung. mama manggut-manggut dengar jawaban jisung. keduanya mandang tv yang lagi nampilin iklan ngebuat suasana hening.
"kok malah ke sini nggak pulang?" tanya mama mecah keheningan.
"chenle pengen peluk, kangen papa katanya," jawab jisung.
"oh, mama taun depan keluar," kata mama tiba-tiba. mama kerja di satu perusahaan swasta yang terpusat di surabaya, makanya dia nggak bisa selalu ada di samping anaknya. dua minggu sekali mama berusaha buat pulang, kalau lagi banyak kerjaan ya terpaksa nggak pulang.
"loh tiba-tiba?" kaget jisung.
"nggak kuat mama nahan rasa khawatir ke chenle. dia butuh more people that can convince him," jawab mama.
"about what?" tanya jisung
"everything. don't ask me questions that actually you more know than me, sayang," balas mama. "mama bener-bener bersyukur chenle punya kamu. mama yakin walau mama di rumah terus lele nggak bakal kasih semua keluh kesahnya ke mama karena mama orang tua dia. pasti ada privacy yang mungkin bakal menimbulkan efek yang buruk kalau itu nggak dia keep sendiri atau sama temen seumuran yang survive di situasi yang sama," lanjutnya.
"thank you ma, udah ngerti," balas jisung.
"we need you, but kita nggak boleh tergantung sama kamu terus kan? mama papa berusaha buat bantu kalian," kata mama lagi sambil ngusak rambut sahabat anaknya. jisung senyum kecil kemudian ngangguk semangat.
"sana ke atas, masih tidur sih tapi anaknya tadi mama udah ke atas."
"iya, jisung naik ya. enjoy your sunday, ma."
"you too."
jisung senyum kemudian ninggalin mama di bawah untuk naik ke kamar chenle.
"yuhuu," lirih jisung saat ngebuka pintu kamar sahabatnya. dia kemudian masuk ke dalam pelan, "masih tidur beneran."
cowok jangkung itu naruh tasnya di sofa kemudian ngebuka gorden jendela dan pintu balkon kamar chenle. dia berlalu ke kasur chenle setelahnya.
"selamat pagi," lirih jisung sembari ngusap lembut dahi sahabatnya. tangannya narik pelan boneka beruang milik chenle pelan, ngecek kaki boneka itu yang katanya sobek, "sedikit doang ternyata."
KAMU SEDANG MEMBACA
fudanshi [jichen / chenji] ●
Fanfictionchenle itu fudanshi dan sering banget masang-masangin jisung sahabatnya sendiri sama teman cowoknya yang lain. padahal nggak tau aja kalau jisung sukanya dipasangin sama chenle. WARN‼️ [ bxb, written in lowercase, local!au, nonbaku, harsh words, hur...