special chapter! [2]

6K 640 243
                                    

cw // kiss , mention of sexual activity

sudah empat bulan sejak jisung ngajak sahabatnya untuk nikah. status mereka juga sudah berganti jadi tunangan, bukan cuma sahabat lagi.

minggu lalu chenle mutusin buat pindah ke rumah jisung karena mereka capek harus janjian ketemu nentuin jam dan lain-lain buat bahas acara pernikahan mereka. dua bulan lagi pernikahan mereka akan diadakan dan persiapan sudah dimulai.

"bi, enak nggak di sini?" celetuk jisung saat mereka sedang asik nonton film di ruang tengah sore itu.

"enak-enak aja, tapi itu bohlam di dapur diganti kuning lebih enak menurut gue," ucap chenle beri saran.

jisung ngangguk patuh, "oke, besok gue gantiin."

"gum jadi adopsi adek nggak ya?" tanya chenle tiba-tiba.

jisung yang bingung langsung ngulum bibirnya, "belum tau, babe. masih lama."

"iya," gumam chenle. "itu kamar kosong yang di atas samping ruang kerja buat kamar dedek kalau mau adopsi besok. buat sekarang dibuat ruang santai gimana? nanti dikasih bean bag," ujarnya kemudian.

"boleh, nanti ditata-tata lagi," balas jisung. dia kecup lembut leher tunangannya kemudian.

"studio ada space kosong seberapa?" tanya chenle.

"satu piano atau keyboard, nanti keyboard aja yang ditaruh di studio. piano ditaruh di luar aja," jawab jisung.

"dipindah habis nikah aja deh," kata chenle kemudian. "gue kok nikah sama lo ya..." gumamnya sembari masukin kripik kentang ke mulutnya.

"ya lo kenapa mau?" tanya jisung.

"don't know... somehow this is feel weird... kadang takut juga," cicit chenle.

"gemes," puji jisung. dagu chenle dia tarik pelan supaya laki-laki itu natap dia. "gue sayang lo, lo sayang gue, itu yang utama. sama aja kita, cuma nanggung tanggung jawab lebih besar aja," kata jisung.

chenle ngangguk pelan ngerespon perkataan jisung. tangan chenle mendarat di wajah tunangannya, dia telusuri setiap bagian yang ada di wajah laki-laki itu.

"nggak perlu takut berlebihan ya, ganteng? ada gue kok, tenang aja," kata jisung ngelanjutin perkataannya tadi.

chenle ngelengkungin bibirnya ke bawah, dia ulurin kedua tangan ke arah jisung. "ciuum..." rengeknya kemudian.

"sini," perintah jisung sambil nepuk pahanya. dia ketawa gemas waktu chenle merangkak pelan ke arahnya. "suka banget sama bibir gue ya?" tanya jisung saat chenle sudah duduk di pangkuannya.

"bibir lo tebel, enak," lirih chenle.

jisung ngerutin dahinya, "apa? nggak denger gue, ulangin coba."

chenle ngedecak kesal karena tau kalau dia digodain. tanpa babibu bibirnya raup bibir jisung lebih dulu, dia lumat lembut bibir tebal itu.

"santai, bro," ujar jisung dengan bibir keduanya yang masih minim jarak.

chenle buka lagi matanya kemudian natap tajam mata tunangannya, "banyak bacot lo."

"tutup lagi matanya," ujar jisung sambil nutup mata chenle pelan. dia tekan bibirnya ke bibir chenle dan beri jeda setelahnya. "selamat menikmati, love," lirih jisung.

🏳️‍🌈

"anjing lo," umpat chenle ke jisung yang baru aja masuk ke dalam rumah.

fudanshi [jichen / chenji] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang