[48] Wholehearted

1.1K 194 418
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😙😗😘😚

Author's POV

Hari ini Fiona libur, Ia tidak tau harus senang atau tidak karena hari ini Ia bebas melakukan apapun. Jika pun Ia libur, toh percuma, Ia tidak bisa keluar Rumah atau berjalan-jalan keluar karena Finn tetap bekerja dan seluruh keluarganya bekerja, tidak ada yang bisa menemaninya keluar. Fiona bukan orang yang suka berjalan-jalan sendiri, Ia lebih suka ditemani seseorang yang dapat Ia ajak bicara, Ia tidak mau terlihat seperti orang bodoh yang keluar sendiri dan bingung ingin melakukan apa saat di Luar Rumah. Jadi Fiona memilih untuk diam di Rumahnya atau Ia akan ke Rumah Orang Tua nya saja.

Fiona mengeringkan wajahnya setelah mencuci wajahnya pagi ini, menatap wajahnya dicermin. Fiona sadar wajahnya kian cekung, kantong matanya terlihat jelas dan menghitam, wajah dan tubuhnya sangat lemah, terlihat seperti orang yang sedang sakit. Fiona menghela napasnya, napsu makannya akhir-akhir ini sangat buruk dan mood nya tidak dalam keadaan yang mendukung untuk dirinya bernapsu menelan makanan. Ia makan hanya karena mengingat Ia akan meminum obat yang di haruskan di minum setelah makan. Menangis sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari beberapa minggu ini, tanpa ada orang yang tau, termasuk suaminya tersebut.

Hubungannya dan Finn tidak semakin memburuk namun juga tidak semakin membaik, mereka sudah membicarakan permasalahan kemarin dan Fiona rasa mereka masih belum menemukan titik terang. Keduanya sudah saling memaafkan, namun mereka tidak berjanji untuk mengulangi perselingkuhan mereka kemarin. Fiona tidak tau Finn masih memiliki hubungan dengan Jane atau tidak, yang jelas Fiona sudah mengakhiri hubungannya dengan Harry. Fiona juga bingung pada dirinya sendiri, kenapa Ia tidak marah pada Finn karena Suaminya itu selingkuh? Kenapa Fiona justru merasa biasa saja? Apa karena Ia juga melakukan hal yang sama maka Fiona tidak ingin menyalahkan Finn? Fiona justru merasa tidak peduli dengan apa yang Finn lakukan. Kemarin Finn pulang tengah malam dan Fiona tidak lagi komplain mengenai apapun, Ia hanya mengiyakan seluruh ucapan Finn dan percaya, Fiona pun tidak yakin Finn dan Jane sudah mengakhiri hubungan mereka.

"Fiona," Fiona berbalik mendengar panggilan dari Finn, menemukan Suaminya sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Ya?" jawab Fiona.

"Aku akan berangkat bekerja, sepertinya pulang malam kembali," ujar Finn dan Fiona mengangguk mendengarnya, tersenyum singkat dan mengecup Pipi Finn tanpa ekspresi.

"Ya, hati-hati," ujar Fiona, mengantar Finn sampai kedepan Rumah mereka dan melambaikan tangannya, senyumannya luntur kalau Mobil Finn sudah hilang dari pandangannya.

Fiona menghela napasnya, Fiona tau pekerjaan Finn tidak membutuhkan waktu selama itu untuk menyelesaikannya. Pagi hingga tengah malam. Fiona yakin Finn pergi berkencan dengan Jane dan Fiona justru merasa tidak masalah dengan itu, Fiona rasa dirinya sudah gila.

----------

Mace mengernyitkan dahinya ngeri, melihat Fiona menelan lima butir obat dalam waktu yang bersamaan, mereka baru saja menyelesaikan makan siang mereka bersama di Restoran Mace yang baru saja launching. Fiona tersenyum kecil, "Masakanmu enak, Mace," ujar Fiona, memuji masakan Mace yang ada di Restoran nya.

Mace tersenyum kecil, "Terima kasih," ujar Mace. Matanya masih fokus pada obat-obat yang Fiona masukkan satu persatu kedalam Pouch obatnya. "Obatmu bertambah? Kurasa kemarin Kau hanya meminum satu butir, Kau hanya minum yang lainnya jika Kau butuh saja," ujar Mace dan Fiona tersenyum kecil.

Fiona mengangguk, "Aku sedang membutuhkan kelima obat itu, beberapa minggu ini Depresi ku sedikit lebih parah. Dokter langgananku menyarankan untuk mengonsumsi semuanya," ujar Fiona, menghela napas kecil melihat ekspresi prihatin dari Mace. "Ini lebih baik, diawal Aku didiagnosis Bipolar dulu, Aku harus meminum delapan butir," ujar Fiona, mengelus punggung Mace yang tampak kaget.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang